jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengingatkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mematuhi instruksi Presiden RI, Joko Widodo untuk menyediakan vaksin yang telah mendapat fatwa halal dari MUI.
Direktur Eksekutif YKMI Himawan mengatakan dalam pidatonya, Presiden RI telah meminta MUI untuk membantu pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat dari tingkat pusat sampai daerah bahwa vaksin yang digunakan oleh pemerintah aman dan halal.
BACA JUGA: Vaksin Tidak Halal Digunakan untuk Booster, Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Pemerintah
Namun, dalam Surat Edaran Kemenkes terkait vaksinasi lanjutan (booster), tidak satupun jenis vaksin yang sediakan pemerintah telah mendapatkan fatwa halal MUI.
"Untuk itu kami meminta Menkes RI menyediakan vaksin halal sesuai kebutuhan jumlah masyarakat muslim yang ada di Indonesia," kata Himawan di Jakarta, Senin (17/1).
BACA JUGA: Sikap PBNU Tegas soal Vaksin Halal, Warga Nahdiyin Wajib Tahu
Pada perayaan Milad MUI, Jokowi meminta bantuan MUI untuk memberikan penjelasan kepada umat muslim bahwa vaksin yang digunakan aman dan halal.
Jokowi juga menyadari pembatasan aktivitas yang dilakukan selama pandemi telah berdampak terhadap ekonomi rakyat. Oleh karena itu, dia memastikan bantuan sosial teurs disalurkan kepada masyarakat.
"Pemerintah bergerak cepat membantu masyarakat mempercepat penyaluran bantuan sosial dan perlindungan sosial untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat," imbuh Jokowi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah memberi persetujuan penggunaan enam jenis "booster" homolog dan heterolog pada vaksin Covid-19 yang memperoleh izin penggunaan darurat (EUA) di Indonesia.
Berdasarkan laman www.bpom.go.id, vaksin primer Sinovac/CoronaVac produksi PT Bio Farma memperoleh varian booster Sinovac (homolog) dosis penuh, AstraZeneca (heterolog) setengah dosis, Pfizer (heterolog) setengah dosis dan Zifivax (heterolog) dosis penuh.
Vaksin primer Pfizer memperoleh varian booster Pfizer (homolog) dosis penuh, AstraZeneca (heterolog) dosis penuh, Moderna (heterolog) setengah dosis.
Kemudian, vaksin primer AstraZeneca memperoleh varian booster AstraZeneca (homolog) dosis penuh, Pfizer (heterolog) setengah dosis, Moderna (heterolog) setengah dosis.
Vaksin primer Moderna memperoleh varian booster Moderna (homolog) setengah dosis. Pada vaksin primer Janssen memperoleh varian booster Moderna (heterolog) setengah dosis. Vaksin Primer Sinopharm memperoleh vaksin booster Zifivax (heterolog) dosis penuh. (mcr10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia