jpnn.com - JAKARTA - Rencana pemerintah membangun proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung menjadi sorotan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi meminta agar pemerintah membatalkan rencana proyek bernilai sekitar Rp 60 triliun itu.
Menurut pengamatannya, proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung terlalu dipaksakan dan mubazir. Terlebih pangsa pasar masyarakat dari Jakarta-Bandung maupun sebaliknya tidak begitu banyak.
BACA JUGA: Jokowi Perintahkan Evakuasi Korban Kapal Tenggelam, Sampai Ketemu!
"Membangun KA super cepat tidak terdapat dalam masterplan kebijakan transportasi nasional. Ini artinya KA super cepat tidak jelas arah dan tujuannya, untuk apa dan untuk siapa," protes Tulus di Jakarta, Jumat (4/9).
Menurut Tulus, seharusnya pemerintah fokus untuk membenahi akses transportasi umum di kota-kota besar yang saat ini sudah mati suri dibanding membangun kereta cepat.
BACA JUGA: Anak Buah Mega Sebut Buwas Korban Kasus Pelindo
"Membangun KA super cepat juga bukan hal yang efisien dari sisi kebijakan transportasi. Untuk apa dengan KA super cepat, tetapi untuk menuju ke lokasi stasiun perlu waktu lebih dari 2 jam, karena didera kemacetan? Akan lebih elegan mengatasi kemacetan di Jakarta daripada membangun KA super cepat," tandas dia.(chi/jpnn)
BACA JUGA: IPW: Buwas Dicopot Bikin Koruptor Besar Kepala
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Didesak Akui Gaya Kepemimpinan Buwas tak Pas dengan Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi