jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mendorong adanya kemasan pangan berbahan baku plastik yang makin ramah lingkungan.
Selain itu, berstandar keamanan tinggi serta zero impact terhadap kesehatan manusia.
BACA JUGA: Ini Pentingnya Pelabelan Kemasan Plastik Bagi Bayi, Balita dan Janin
YLKI pun memberikan beberapa catatan penting terkait hal itu.
Pertama bagi pemerintah, sebaiknya agar mengontrol, mengawasi keamanan kemasan AMDK dan memberikan sanksi tegas jika ada produsen yang tidak melengkapi label keterangan keamanan kemasan.
BACA JUGA: Pamit ke ATM, SR Malah ke Hotel, Keluarga Terima Telepon, Tetapi Suara Wanita
Kedua bagi konsumen, sebaiknya konsumen mencari tahu lebih dalam mengenai label tara pangan dan kode plastik.
“Sebaiknya konsumen bisa lebih kritis dan bijak memilih produk yang memiliki kelengkapan label keterangan keamanan kemasan AMDK,” ujar Tulus dalam diskusi virtual bertajuk ‘Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA’ besutan YLKI, Kamis (7/10).
BACA JUGA: YLKI Desak Pemerintah Membongkar Dugaan Praktik Mafia Alkes Impor
Ketiga, lanjutnya, bagi produsen maupun distributor AMDK dapat mencantumkan label tara pangan dan keterangan kode plastik sebagai transparansi informasi keterjaminan mutu kepada konsumen.
Pada kesempatan sama, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang mengatakan, saat ini BPOM sedang menyusun policy brief tentang pengkajian risiko Bisphenol A (BPA) dalam air minum dalam kemasan (AMDK) yang disusun sesuai standar yang dimulai dari pembahasan review persyaratan produk dalam label AMDK.
Pengkajian dilakukan dengan menguji kandungan BPA dalam AMDK dan menghitung paparannya untuk mengetahui apakah kandungan tersebut masih dalam batas aman atau tidak bagi konsumen, terutama yang termasuk dalam kelompok rentan.
“Nantinya akan tersusun policy brief pengkajian risiko BPA dalam AMDK dan penilaian kembali batas maksimal migrasi BPA pada kemasan galon plastik,” kata Rita Endang.
Rencana BPOM ini disambut baik oleh sejumlah kalangan stakeholders.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wicaksono Sudoyo mengemukakan, BPA sangat dicurigai berpotensi memberikan kontribusi pada perkembangan kanker dalam tubuh manusia.
Dengan demikian, menjadi penting untuk memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh.
Aru Wicaksono pun mengajak berbagai pihak untuk menyadarkan masyarakat melek informasi (well informed) mengenai bahaya kesehatannya.
“Tugas kita adalah menyadarkan dan mengedukasi masyarakat,” pengkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Pembacokan di Depan SD Tertangkap, Motifnya Terungkap, Ternyata
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Mesya Mohamad