jpnn.com - YOHANA Anggraini kini mendapat kepercayaan dari sang ayah, Sugiarto untuk meneruskan usahanya, PT Cipta Hasil Sugiarto (PT CHAS). Sejak 2005, Yohana pun menjadi generasi kedua dari perusahaan yang berdiri tahun 1983 silam.
Dirinya mengakui sudah sejak kecil belajar bersama sang ayah dalam menggeluti bisnis ini. Setiap libur sekolah, Yohana kerap diajak oleh sang ayah berkeliling kota-kota di Indonesia untuk melihat pekerjaannya.
BACA JUGA: Bamsoet Kecam Perlakuan Istimewa untuk Samadikun
"Dari kecil saya sudah tahu, tanpa sadar saya akrab begitu saja dengan pekerjaan ayah saya," katanya memulai perbincangan.
Yohana mengenal sang ayah sebagai sosok pekerja keras. Meskipun ada keterbatasan pendidikan yang dimiliki sang ayah, perusahaan dikelola dengan baik seorang diri. Perusahaan pun berkembang pesat meski masih menggunakan cara-cara konvensional. Sementara Yohana, dengan bekal ilmu manajemen, bercita-cita mengembangkan perusahaan lebih luas lagi.
BACA JUGA: Mahyudin: Ini Pemahaman Sesat!
"Walaupun pendidikan saya management & marketing perhotelan, paling tidak saya ada basic untuk me-manage usaha saya," ujarnya.
Sejak dipercaya untuk memegang perusahaan ini, Yohana mulai membenahi berbagai hal yang menurutnya diperlukan. Misalnya dengan membuat company profile, merapikan data-data perusahaan, melakukan register ISO, membuat standar untuk para pegawai dan kendaraan, dan sebagainya.
BACA JUGA: Giliran DPRD Subang Diacak-acak KPK
"Beruntungnya saya, brand perusahaan ini sudah tercipta sendiri dari pengalaman dan jam terbangnya. Word of mouth-nya sudah terbentuk," bebernya.
Meski begitu, bukan berarti Yohana tidak mengalami kesulitan. Pekerjaannya ini bukan hal yang sepele. Misalnya, ketika ekonomi sedang tidak stabil, Yohana harus bisa membawa perusahaan ini tetap untung.
Seperti pesan dari sang ayah yang selalu ia ingat "Jangan Menyerah Sebelum Berperang." Hal ini yang membuat Yohana terus mencoba sampai ia berhasil.
Ia juga tidak pernah lupa pesan sang ayah "Jangan Pernah Menaruh Telur di dalam Satu Keranjang". Hal itu yang akhirnya Yohana jadikan filosofi bisnisnya. Sehingga ia tidak hanya fokus pada satu bidang saja. "Harus kita bagi supaya ketika industri yang satu sedang jatuh atau bermasalah, kita tidak ikut tergulung," ujarnya.
Hal ini pula yang diterapkan oleh keluarganya dalam berbisnis. Kini Yohana dan keluarganya juga memiliki sebuah rumah sakit ternama di Cirebon, RS Putera Bahagia. Kesuksesan RS Putera Bahagia juga bukan tanpa proses. Rumah sakit ini berkembang dari semula hanya 12 bed kini sudah mampu menyediakan 103 bed dengan fasilitas yang semakin komplit.
"Bahkan sekarang berkembang dari dulunya hanya rumah bersalin, sekarang jadi rumah sakit umum sejak tahun 2006 lalu," ujarnya.
Secara pribadi, Yohana awalnya tidak memiliki pemikiran untuk membantu bisnis orang tua. Tapi setelah dipikir ulang, kalau bukan anaknya yang meneruskan, lantas siapa lagi? Yohana pun terkenang bagaimana ia akhirnya memilih untuk sekolah perhotelan karena menurutnya sangat menyenangkan. Apalagi jika ia melihat banyak teman atau seniornya yang berkarier di luar negeri.
"Tapi sekarang saya juga bisa melanglang buana. Bisa sampai ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan karena ketika kita mau ada proyek biasanya diminta survei lokasi dulu," bebernya.
Yohana juga kembali menceritakan bahwa dirinya sempat buka usaha sendiri yaitu toko handphone, tapi hanya bertahan beberapa tahun saja. Usaha sampingannya itu dirintis dari nol. Namun akhirnya gagal karena kena tipu.
"Buka toko itu menyenangkan, tiap hari bisa ketemu banyak orang yang berbeda. Tapi pada saat kena tipu, dibantu lagi oleh orang tua, akhirnya saya kembali lagi melanjutkan bisnis orang tua," katanya.
Sebagai manusia biasa, Yohana pun kerap disinggahi rasa jenuh. tersebut, biasanya iamengi sembari mencari ilmu
"Dunia sedang berlomba-lomba meningkatkan kualitas pekerjaan maka saya pun harus terus belajar," tuturnya.
Apalagi, saat ini juga banyak perusahaan logistik luar negeri yang masuk ke Indonesia. Dari Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan sebagainya. Jika tidak menyeimbangkan, maka akan kalah persaingan. Untuk itu, Yohana juga banyak belajar dari kegigihan sang ayah.
"Mau tidak mau harus punya sesuatu yang berbeda. Mungkin kedepannya saya akan bikin one stop logistics solution," katanya.
Keinginan belajar yang dimiliki Yohana berhasil membawa perusahaan ini tumbuh. Meskipun bisnis ini juga lebih terkesan sebagai pekerjaan pria, namun Yohana membuktikan bahwa dirinya meskipun seorang perempuan bisa memimpin perusahaan ini dengan baik.
Yohana menginginkan, costumer yang sudah membayar mahal bisa mendapatkan kepuasan setimpal dengan pelayanan PT CHAS atau bahkan melebihi ekspektasi yang diharapkan.
Sekarang jumlah karyawan yang dimilikinya kurang lebih ada 1000 karyawan. PT CHAS pun telah tersebar di berbagai kota mulai dari Cirebon, Jakarta, Jambi, Prabumulih, Balikpapan, dan Pekanbaru.
Yohana menganalogikan PT CHAS sama seperti BCA yang terus berinovasi dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi nasabahnya. "Dengan memakai jasa ini, orang bisa tidur nyenyak," harapnya.
Berbagai fasilitas yang dimiliki BCA juga dirasakan Yohana sehingga membuat dirinya nyaman bertransaksi. Mulai dari mobile banking, internet banking, ATM 24 jam, dan sebagainya. Apalagi, BCA juga dikenal sebagai rekening yang pasti dimiliki oleh setiap pebisnis.
Sebagai salah satu Nasabah BCA Prioritas KCU Cirebon, Yohana juga merasa diuntungkan dengan adanya produk KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) yang paling murah dan ringan.
Ia pun tidak lupa menyampaikan masukannya agar BCA memperbanyak kerja sama dengan merchant atau toko yang ada di Cirebon sebagai tempat perusahaannya berada.
"Tapi yang pasti kita merasakan pelayanannya optimal, memudahkan karena limit transfernya besar, yang pasti saya nasabah BCA dari lama," pungkasnya. (adinda pratiwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi! Rini Soemarno Didesak Mundur Terkait Panama Papers dan JICT
Redaktur : Tim Redaksi