Yosepa Hayat, Sosok yang Diduga Bomber di Solo

Bertengkar dengan Mertua, Dua Tahun Tinggalkan Anak dan Istri

Selasa, 27 September 2011 – 08:08 WIB

Jika memang benar pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Solo itu adalah Yosepa Hayat, dia merupakan menantu Kirmanto, warga Perumahan GKBI, Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon, CirebonSebelum meninggalkan istri dan anaknya, Hayat pernah bertengkar dengan mertua gara-gara berbeda keyakinan

BACA JUGA: Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut



M
JUNAEDI, Cirebon

HAYAT menikah dengan Dewi, 23, pada 2005

BACA JUGA: Saya Mohon Maaf, Persib Akan Tetap Ada di Hati Saya

Dewi adalah putri pertama pasangan Kirmanto, 50, dan Sri Astuti, 45
Sejak dua tahun lalu Hayat tak pernah mendatangi istri dan seorang anaknya yang tinggal di rumah Kirmanto, di Perumahan GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia), Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon.

"Saya dengar, dia (Hayat) pergi karena sebelumnya bertengkar dengan mertuanya, bahkan sampai adu fisik," cerita seorang tetangga dekat Kirmanto kepada Radar Cirebon (JPNN Group)

BACA JUGA: Ketika Din Syamsuddin Kunjungi Antasari Azhar di Lapas Tangerang



Dia melanjutkan, Hayat memang sering bertengkar dengan mertuanyaTapi, pertengkaran paling tajam terjadi menjelang pemilihan presiden pada 2009Hayat berkeyakinan, jika seseorang menggunakan hak pilih dalam pemilu itu, dia digolongkan orang kafirPendapat itu ditentang keras Kirmanto yang sehari-hari menjadi staf di Kementerian Agama Pusat

Hayat lantas bertengkar dengan ayah mertuanya ituPuncaknya, Hayat pergi meninggalkan istri dan anaknyaSejak saat itu dia tidak pulangApalagi, namanya kemudian dimasukkan ke dalam DPO (daftar pencarian orang)

Radar Cirebon sebenarnya ingin mengonfirmasi cerita itu kepada KirmantoTapi, ketika tiba di rumahnya kemarin (26/9), dia tidak adaRumah itu bahkan dalam keadaan kosongKata beberapa tetangga, Kirmanto dan keluarga pergi meninggalkan rumah sejak Minggu (25/9)

Ketua RT 19 RW 7 Perumahan GKBI Elly Ermawati, 43, menuturkan, ibu mertua Hayat yang bernama Sri Astuti pernah beberapa kali mengungkapkan soal menantunya tersebut"Saya hanya melihat Hayat ketika dia menikah sekitar 2005?2006Setelah itu tidak pernah lagiJadi, saya tidak mengetahui kesehariannya," katanya

Elly hanya menuturkan, baik Hayat maupun istrinya tidak pernah keluar rumah untuk berinteraksi dengan tetangga"Untuk berbelanja pun, bukan Dewi yang keluar, melainkan ibunya," ujarnya

Kepala Urusan Pemerintahan Desa Plumbon Yusuf menambahkan, sejak bom Cirebon meledak April lalu di kompleks Masjid Polres Cirebon, Hayat tak pernah terlihat di rumah mertuanyaBahkan, jauh-jauh hari dia jarang pulang ke Plumbon

Menurut Yusuf, sehari-hari keluarga Kirmanto berperilaku normalNamun, Hayat dan istrinya memang jarang keluar rumahTerlebih lagi, pekerjaan Hayat tidak jelas"Di kartu keluarga, dia tercatat bekerja sebagai wisraswasta," kata Yusuf

Radar Cirebon kemarin juga mendatangi Marsiah, 60, nenek Hayat yang tinggal di Dusun Kidul RT 01/RW 02 Desa Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon"Yang saya tahu, dia anaknya pendiam dan tidak nakalPernah saya mendengar cerita dari bapaknya bahwa preman pun selalu dibaiki olehnya dengan selalu memberikan semangkuk bakso ketika preman itu ingin usil terhadap usaha bapaknya itu," kata Marsiah

Di mata Marsiah, sulit bagi dia untuk percaya bahwa Hayat adalah pelaku bom bunuh diriDia mengatakan tidak bertemu Hayat sejak belasan tahun lalu"Orang tuanya pergi merantau sejak Hayat masih kecil," tuturnya

"Saya tidak tahu Hayat ada di mana sekarangSejak dia SD, saya sudah berpisah karena Hayat bersama orang tuanya pergi transmigrasi ke Kalimantan," lanjutnya.
   
Sejak saat itu Hayat tidak pernah kembali ke Astanalanggar, desa yang menjadi tanah kelahirannyaPadahal, Daud, ayah Hayat, yang bekerja sebagai penjual bakso di Jalan Pandesan, Kota Cirebon, sudah kembali dari perantauan

Dia mengakui, setelah insiden bom di kompleks Masjid Polres Cirebon April lalu, nama Hayat sering menjadi pembicaraan warga karena dianggap terlibatHal itu membuat Marsiah cemasBahkan, rumahnya pernah digeledah polisi"Tiap malam saya selalu berdoa agar dia (Hayat) selamatJika polisi datang, silakan saja geledah," terangnya

Dia mengatakan, yang dikatakan orang selama ini tentang Hayat yang diduga terlibat dalam rentetan kasus peledakan bom merupakan fitnah besarSebab, belum ada kebenaran yang jelas mengenai keterlibatan itu"Cucu saya difitnah," ujarnya sambil menitikkan air mata(jpnn/c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengintip Bekas Kantor Mindo Rosalina Manulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler