Puluhan miliar rupiah uang cash mengalir setiap harinya di kantornyaTiga brankas besi berukuran besar pun pernah menjadi penguhuninya
BACA JUGA: Dian Inggrawati, Gadis Tunarungu yang Menang Tiga Besar di Ajang Miss Deaf World 2011
Lalu seperti kondisi kantor Rosa saat ini?-------------------
DIMAS RYANDI, Jakarta
-------------------
SIANG itu suasana Gedung Tower Permai Jalan Warung Buncit Raya No
BACA JUGA: Natarini, Survivor Leukimia yang Total Hidupnya untuk Perangi Kanker
Tak ada aktivitas para pekerja ataupun satpam yang siaga di pos jaganyaBACA JUGA: Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag
Dari balik pagar yang sebelumnya biasa menjadi gerbang masuk bangunan berlantai 6 itu hanya tampak tumpukan debu yang mulai pekat menyelimuti lantai dan kaca cendela lobi
Pos jaga yang berada dipojokan depan pintu utama gedung-pun tampak terkunciHanya ada galon air meneral kosong, gelas kotor, beberapa hangar (gantungan baju) dan antena miringTumpukan kardus tak beraturan dan genset besar berselimut terpal biru, juga tampak jelas menjadi penghias bagian belakang parkiran gedung yang dulu sempat menjadi markas terpidana kasus suap pembangunan Wisma Atlet Sea Games Mindo Rosalina Manullang dan bosnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
Di gedung yang didominasi cat warna putih dengan garis merah serta kaca-kaca besar berwarna biru itulah, Rosa (panggilan Mindo Rosalina Manullang, red) aktif menjalankan semua perintah bosnya dari lantai tigaSementara untuk lantai lima, dikhususkan sebagai ruangan para notaris yang disebut-sebut menjadi otak pembuat perusahaan fiktif yang selama ini digunakan untuk kepentingan tender dan proyek Nazaruddin
Mantan pengacara Mindo Rosalina Manulang mengungkapkan, dari gedung tersebut semuanya dioraganisir secara sitematisDilantai paling atas, lantai 6, Nazaruddin mengendalikan kegiatan di gedung itu untuk melakukan kegiatan ilegalnya
“Dia mengendalikan kegiatan yang diduga kuat kental aroma korupsinyaSementara di lantai 5 berkantor para notaris yang juga dikendalikan oleh NazaruddinDari
para notaris ini, Nazaruddin menciptakan perusahaan-perusahaan fiktif dan identitas palsu,” paparnya.
Hal itu diperkuat dengan temuan tim penyidik KPK yang berhasil menemukan 155 daftar perusahaan dimana disebutkan ada 20 perusahaan yang sudah menghasilkanTidak hanya itu, dari kantor itu juga didapat 3 brankas yang mempunyai fungsi masing-masingAda pula 1 brankas yang khusus menyimpan keuntungan atau fee dari proyek-proyek itu. “Saya melihat ada brankas itu,” ujar sumber INDOPOS yang mengaku pernah bekerja di gedung tersebut.
Selang beberapa saat INDOPOS (grup JPNN) mengelilingi kantor tersebut, tak diduga ternyata ada satu orang yang mengaku Satpam keluar dari pintu lobi bangunan ituPria tak berseragam bertubuh ceking bercelana biru tua itu langsung menghampiri INDOPOS yang kebetulan masih berdiri di balik gerbangDirinya mengaku baru ditempatkan digedung ini setelah terjadi penggeledahan KPK
“Sekarang sudah tidak ada apa-apalagi masPos satpam saja sudah jadi sarang nyamuk, jadi saya mending jaga di dalam saja,” jelas pria yang mangku bernama Akmal (30 tahun)
Akmal mengatakan, saat ini kondisi gedung yang sempat berganti nama beberapa kali itu sudah sangat tidak layak untuk ditinggaliSemua fasilitas yang ada sudah mati, listrik, AC, air dan lift sudah tidak ada yang berfungsi“Begitu juga CCTV-nya mas,” imbuhnya
Penelusuran INDOPOS menyebutkan, gedung tersebut sudah berganti dengan nama Menara LintasHal itu diketahui ketika satpam menjelaskan bahwa atasannya menyuruh untuk menjaga gedung Menara LintasNamun salahsatu office boy yang kebetulan sempat bekerja disitu mengatkan kalau gedung tersebut sebelumnya bernama Gedung Tower Permai.
“Ya benar itu Tower Permai, masTetapi namanya sudah dicopot sekitar satu bulan yang lalu,” kata pemuda yang enggan menyebutkan namanya itu.
Tidak hanya saat terjadi penggeledahan oleh KPK, Gedung Tower Permai juga sempat menjadi perhatian masyarakat ketika sebuah tali yang menopang gondola itu putus kala petugas akan memasang papan nama di gedung itu, Rabu 7 Juli 2010 silam
Bahkan, cerita lain dari gedung itu kalau bosnya Rosa, Nazaruddin, memiliki cara tersendiri dalam menangani keuanganHampir setiap sore, ada acara "main bola" di kantornyaTidak tanggung-tanggung, yang jadi bola itu buntalan uang cash yang digulung-gulung
Setiap sore Nazaruddin memerintahkan ada cash opname alias uang tunai, yang disiapkan untuk dipakai mendadak"Jumlahnya bisa sampai Rp 30 miliar setiap hari," kata Abdullah Hehamahua, Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Uang dari sekitar 15 perusahaan milik Nazaruddin itu dikumpulkan setiap sore, sehingga Nazaruddin bisa mengambil berapa saja, kapan saja, untuk diberikan kepada siapa sajaUntuk mengatur uang-uang itu, para pegawai Nazaruddin sampai harus menggunakan kaki sehingga mereka mengistilahkannya sebagai main bola“Uangnya dibundel-bundel dari bank sehingga bisa ditendang-tendang seperti bola,” kata Abdullah.***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebanggaan dan Kegundahan Orang-Orang Indonesia di Boeing
Redaktur : Tim Redaksi