Ketika Din Syamsuddin Kunjungi Antasari Azhar di Lapas Tangerang

Ngaku Masuk Muhammadiyah, Antasari Akan Diberi Kartu Anggota

Sabtu, 24 September 2011 – 08:08 WIB
Antasari Azhar dan Din Syamsudin makan nasi bungkus Padang di Lapas Tangerang, Jumat (23 September 2011). Foto : MUSTOFA/PP-MUHAMMADIYAH

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin membesuk Antasari Azhar di Lapas Kelas I Tangerang kemarin (23/9)Mereka menyantap bareng nasi bungkus

BACA JUGA: Mengintip Bekas Kantor Mindo Rosalina Manulang

Keduanya saling memuji dan saling mendukung

 ------------------------------------------
 AGUNG P

BACA JUGA: Dian Inggrawati, Gadis Tunarungu yang Menang Tiga Besar di Ajang Miss Deaf World 2011

ISKANDAR, Jakarta
 -----------------------------------------
Mobil Toyota Camry B 67 DS yang ditumpangi Din Syamsuddin meluncur membelah kemacetan Jakarta seusai salat Jumat kemarin
Mobil legam tersebut meluncur di jalan tol menuju Tangerang, Banten

BACA JUGA: Natarini, Survivor Leukimia yang Total Hidupnya untuk Perangi Kanker

Berangkat dari Menteng pukul 13.30, Din tiba di Lapas Kelas I Tangerang pukul 14.15Din tidak datang sendiriDia didampingi bidang hukum PP Muhammadiyah dan pengacara Antasari, Maqdir Ismail.

Tiba di halaman lapas, Din sempat meladeni pertanyaan sejumlah wartawan yang menyanggong kedatangannyaSelain menanyakan agenda kunjungan, mereka ingin ikut masuk bertemu AntasariNamun, hampir semua ditolak petugas lapasJawa Pos berhasil masuk karena menempel rombongan dan berpakaian rapi seperti kolega Din lainnya.

Kedatangan pria kelahiran 31 Agustus 1958 itu di lapas sudah ditunggu beberapa petugasBegitu tiba, mereka langsung mengarahkan Din menuju ruangan yang sudah disediakanRuangan tersebut berada di sisi barat kantor lapasKamar mungil itu hanya berukuran 16 meter persegi dengan satu set sofa cokelat plus beberapa kursi plastik.

Tak sampai semenit, Antasari Azhar munculDia mengenakan baju batik dipadu celana dan peci hitamDin dan Antasari bersalaman, kemudian saling berpelukan sebelum duduk.

Din langsung akrab menyapa Antasari"Pak Antasari terlihat baik-baik saja di sini," ujar lelaki bernama lengkap Sirajuddin Syamsuddin tersebut lantas tersenyum"Iya Pak, tapi tidak berarti senang terus-terusan berada di sini," kata Antasari dengan nada bercanda.

Antasari menyatakan gembira menerima kehadiran DinApalagi, mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu memiliki sejarah hidup yang sangat dekat dengan MuhammadiyahAzhar Hamid, ayah Antasari, merupakan salah seorang pengajar di sebuah sekolah Muhammadiyah di Palembang.

Antasari bercerita, selama ditahan, dirinya memiliki banyak waktu untuk kembali mendalami MuhammadiyahApalagi, saat masih ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, dirinya dihadiahi CD film Sang Pencerah dan buku tentang KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) oleh putri bungsunya, Ajeng Oktarifka AntasariputriMereka bahkan sempat nonton bareng film tentang perjuangan Ahmad Dahlan melalui laptop yang dibawa Ajeng

Film tersebut, tampaknya, membuat hati Antasari trenyuhDia menemukan sosok pejuang yang teguh pada figur Ahmad Dahlan"Saat itu juga saya bilang kepada Ajeng, mulai hari ini, Papa masuk Muhammadiyah," tegas suami Ida Laksmiwati tersebut dengan nada tinggi

Mendengar itu, Din semringah"Langsung saja besok kami kirim kartu anggota untuk Pak Antasari," ujar Din lantas tersenyum"Sebenarnya, kalau film itu masih main di bioskop, kami mau ajak keluar untuk nontonBisa nggak ya?" imbuh Din.

Semangat bergabung dengan Muhammadiyah terus dirasakan Antasari hingga perayaan Idul Fitri bulan laluKarena terjadi perbedaan pendapat penentuan hari raya antara pemerintah dan Muhammadiyah, Ajeng meminta "fatwa" kepada ayahandaAntasari menjawab tegas"Kita ikut Muhammadiyah, hari raya tanggal 30 Agustus," ungkapnya.

Meski berhari raya pada 30 Agustus, Antasari tak bisa langsung menunaikan salat idSebab, lapas baru menggelar salat id berjamaah pada 31 Agustus sesuai dengan versi pemerintahAkhirnya, pada hari itu mereka sekeluarga mengadakan acara sendiriYakni, makan opor bareng dan bermaaf-maafan antaranggota keluargaBaru esoknya mereka salat id.

Selama di penjara, Antasari mengisi waktunya untuk banyak beribadah, membaca buku, serta mengajiDia juga berperan mengubah musala kecil di lapas menjadi seukuran masjidDia pun ikut membina santri-santri narapidana di lapas

"Mohon izin Pak Ketua untuk mendirikan ranting Muhammadiyah di sini," kata Antasari lantas tersenyum"Pak Antasari ini sudah masuk Muhammadiyah, saya saja sudah dipanggil ketua," ujar Din.

Din sangat tersentuh oleh kisah AntasariDia sejatinya ingin membesuk dan memberikan dorongan moral sejak awalNamun, karena sibuk, dirinya baru bisa mendatanginya kemarinItu pun Din masih digandoli sang istri, Novalinda Jonafrianty"Istri saya sejatinya ingin ikut, tapi tidak bisa karena masih opname di rumah sakitKatanya minggu depan saja nunggu saya sembuh," ujar Din menirukan istrinya.

Dia mengungkapkan, Novalinda sangat mengagumi AntasariIstri tercintanya itu yakin Antasari tidak bersalahDin yakin masyarakat Indonesia juga merasakan hal yang samaSemua proses hukum yang dilalui Antasari justru semakin jelas membeberkan bahwa bapak dua putri tersebut adalah korban rekayasa penguasa.

Antasari dan Din semakin gayeng berbincangDin bahkan membawakan nasi bungkus agar mereka bisa makan bersamaMenunya adalah nasi padang lengkap dengan sambalado dan telur rebusAntasari sempat nambah lauk ayam goreng kremesKata Antasari, itu adalah makanan paling enak yang pernah dia makan di penjara

"Sejak dulu saya kalau makan memang suka nasi bungkusSaya di KPK selalu menolak nasi kotakSebab, saya tidak mau dikotak," tegas mantan kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan itu lantas terkekeh.

Mereka berdua baru sadar bahwa selama ini jarang berkomunikasiEntah Din atau Antasari, keduanya selalu sibukTerakhir, keduanya bertemu di Bandara Adi Sutjipto saat baru menghadiri sebuah acara di JogjakartaItu berarti sekitar tiga tahun laluSebab, saat itu Antasari masih aktif menjadi ketua KPK

Din mengakui, dirinya tak bisa memberikan pembelaan seperti yang dilakukan Jimly AsshiddiqieJimly, kata Din, memberikan banyak pandangan hukum terhadap posisi AntasariMantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bahkan menegaskan bahwa Antasari adalah korban peradilan sesat"Kalau Pak Jimly bilang Pak Antasari korban peradilan sesat, saya bisa mengatakan istilah agamanya, Pak Antasari korban kezaliman," ungkapnya.

Dia menganggap, mantan Kapuspenkum Kejaksaan Agung itu diseret dalam kasus hukum karena melawan arus kekuasaanAntasari, kata dia, telah mengganggu kenyamanan pihak-pihak tertentu sehingga harus disingkirkan"Tuhan pasti tahu bahwa Pak Antasari terzalimi," ujarnya.

Kepada Antasari, Din berjanji mengadakan diskusi publik tentang diaBuku Testimoni Antasari untuk Hukum dan Keadilan akan dibedah dengan mengundang sejumlah tokoh"Itu jelas akan kami agendakan untuk mengungkap mengapa Pak Antasari diperkarakan dan kira-kira siapa pihak-pihak yang tak nyaman dengan beliau," tegasnya(c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler