jpnn.com - JAKARTA - Youth Studies Centre (YouSure) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kompetisi untuk menggugah para wirausahawan muda berjiwa sosial atau sociopreneur. Tujuan kegiatan bertajuk Kompetisi Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2016 itu adalah mendongkrak jumlah sociopreneur agar usia produktif bisa membawa perubahan positif.
Direktur YouSURE, M Najib Azca mengatakan, jumlah wirausahawan di Indonesia hanya mencapai 2 persen dari total populasi. Menurutnya, jumlah sociopreneur pun pasti lebih kecil dari angka total wirausahawan yang ada.
BACA JUGA: 3 Fakta Penting soal ISMOC 2016
Karenanya Najib menegaskan, sudah semestinya jumlah sociopreneur pun digenjot. “Wirausahawan sosial tidak hanya terfokus pada profit, melainkan turut berpartisipasi menyelesaikan problem-problem di masyarakat,” katanya sebagaimana dikutip dari siaran pers YouSURE.
Kompetisi SOPREMA 2016 terbuka bagi pemuda usia 16-30 tahun yang memiliki rencana wirausaha sosial. Panitia kompetisi mengharapkan wirausahawan sosial yang telah menjalankan bisnisnya maksimal selama satu tahun untuk ikut berpartisipasi.
BACA JUGA: PENGUMUMAN: Tes Masuk Sekolah Ikatan Dinas Mirip Seleksi CPNS
Masa pendaftaran Kompetisi SOPREMA 2016 dimulai 1 Maret-31 Mei 2016. Pendaftaran bisa dilakukan melalui https://www.soprema.fisipol.ugm.ac.id.
Ada enam kategori yang bisa diikuti para sociopreneur untuk berkompetisi menyusun business plan. Yakni teknologi, pertanian dan kemaritiman, industri kreatif, industri jasa dan pelayanan publik, ekologi, serta ketahanan pangan.
BACA JUGA: Almarhum Sulistiyo di Mata Menteri Anies Baswedan
Dekan FISIPOL UGM Dr. Erwan Agus Purwanto mengatakan, Indonesia sudah memasuki era persaingan seiring berlakunya kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Menurutnya, pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup.
“Pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh sektor wirausaha sosial. Terlebih kita bersaing dengan bangsa-bangsa lain di ASEAN” tuturnya.
Sedangkan Rektor UGM Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc menyebut kompetisi itu merupakan sebuah sebuah terobosan untuk mengampanyekan pentingnya usia produktif membuat perubahan positif di masyarakat. Menurutnya, selama ini usia produktif justru malah konsumtif.
“Melalui acara ini, kita mengantisipasi hal tersebut agar kita juga dapat memanfaatkan bonus demografi dengan maksimal,” ujar Dwikorita pada acara yang sama.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Siap-siap, Biaya Kuliah Akan Naik jika...
Redaktur : Tim Redaksi