jpnn.com - JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat menyaksikan Gerhana Matahari Total, pada 9 Maret 2016. Apalagi, Gerhana Matahari Total ini terjadi setiap 350 tahun sekali.
Tak hanya domestik, masyarakat mancanegara akan datang ke Indonesia untuk menyambut kejadian langka itu. BMKG menyediakan fasilitas livestreaming bagi masyarakat yang tidak bisa hadir langsung di lokasi Gerhana Matahari Total.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Rayakan Cap Go Meh di Pontianak
"Bagi masyarakat yang tidak bisa hadir di lokasi GMT saksikan di livestreaming https://media.bmkg.go.id/hilal terkait informasi fenomena GMT," kata Kepala Biro Humas BMKG, Wahju Adji di kantor BMKG, Jalan Angkasa I, nomor 2 Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (22/2).
BMKG juga mengungkapkan bahwa tidak berbahaya untuk melihat kejadian yang fenomenal ini. Namun, sangat berbahaya jika melihat langsung pada saat terjadi gerhana sebagian dengan durasi yang lama sehingga perlu dihindari melihat langsung ke arah matahari.
BACA JUGA: 3 Anggotanya Sempat Ditangkap, Apa Kata Humas KPK?
“GMT ini merupakan fenomena alam dimana pisis atau kedudukan matahari, bulan, dan bumi pada satu garis lurus. Dampak dari kejadian ini sebagian Bumi akan terkena bayangan gelap bulan sehingga tidak melihat matahari," kata Wahju.
Dengan adanya kejadian yang langka ini, BMKG juga memberikan kontribusi dalam melakukan pengamatan terkait GMT. Beberapa wilayah yang akan dilakukan pengamatan mengenai GMT Gerhana seperti di Bengkulu, Palu dan Ternate. "Sedangkan untuk pengamatan gravitasi akan dilaksanakan di Palu," kata Wahju Adji.
BACA JUGA: Bukan Karena Melemahkan, Ini Alasan Revisi UU KPK Ditunda
Kejadian ini sangat istimewa karena wilayah daratan yang dilalui gerhana matahari total hanya Indonesia. Kejadian yang jarang terjadi ini, akan melintasi 11 wilayah provinsi yaitu: Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
“Terdapat kota-kota besar yang diperkirakan akan dilalui Gerhana Matahari Total adalah Muko-Muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate," imbuhnya.
Ia menambahkan Kota Palu yang paling terdampak dari Gerhana Matahari Total.
Pada umumnya, GMT terjadi pagi hari bersamaan dengan perayaan hari raya Nyepi. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB diwilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; Wilayah Tanjung Pandan gerhana mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; sedangkan wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB.
Sementara itu, di wilayah Balikpapan gerhana mulai pukul 07.25 dan mencapai puncaknya 08.34. Sementara di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.
“Untuk wilayah Tengah, yaitu Palu mulai gerhana pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan bagian Indonesia Timur, yaitu Ternate, gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT," pungkas Wahju. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Harapkan RRI Bisa Sejajar dengan BBC dan NHK
Redaktur : Tim Redaksi