Yuk! Saksikan Sensasi Surfing Gelombang Bono

Sabtu, 18 Februari 2017 – 19:04 WIB
Fabrice colas wisatawan asal perancis mencoba kerasnya ombak Bono (12/2)Bono merupakan salah satu keunikan dunia yang ada di Indonesia ,Gelombang pasang surut yang bertemu dengan arus sungai Kampar menyebabkan terbentuknya ombak yang bisa mencapai 4-5 meter yang di kenal dengan sebutan Bono di Muara Sungai Kampar,kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Riau.-SAIDMUFTI-RIAUPOS Ilustrasi by:

jpnn.com - jpnn.com - Penggemar olah raga selancar (surf) harus bersiaga terbang ke Riau.

Sebab, akan ada Festival Bekudo Bono atau yang biasa dikenal dengan gelombang Bono atau surfing Bono di muara sungai Kampar, Palalawan, Riau.

BACA JUGA: Aw Aw Aw...Bu Kepsek di Makassar Pamer Payudara di WA

Perhelatan ini biasa digelar di November. Namun, tahun ini diganti Maret dengan tajuk Festival Bekudo Bono.

Kepala Dinas Pariwisata Budaya Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan Andi Yuliandri mengatakan, ganasnya ombak Bono, satu-satunya muara sungai itu bisa dinikmati pada Maret.

BACA JUGA: Maaf...Belum Ada Perda untuk Rekrut Guru Kontrak

Paling besar ombaknya, ketika bulan penuh (purnama), yang akan jatuh antara 12-16 Maret dan bulan kecil dari 27-31 Maret.

”Di saat itulah gelombang Bono akan menjadi sempurna. Kami sudah berkoordinasi dengan Kadis Pariwisata Provinsi Riau. Karena waktunya bulan depan, kita tentunya harus matangkan persiapan. ‎Bagaimana nanti teknis pelaksanaannya tentu kita akan koordinasi karena pasti akan banyak wisatawan mancanegara yang hadir dan nyebrang ke sini,” ujarnya.

BACA JUGA: Ya Ampun, Teganya Bu Kasuni Menganiaya Balita Sendiri

Pamor Gelombang Bono makin mendunia. Di festival ini, tiap tahun kerap terjadi pemecahan rekor dari peselancar dunia.
”Bono itu akan sempurna gelombangnya pada bulan tersebut mengikuti arah angin dan bulan penuh. Jadi Bono ini waktunya tertentu. Bekudo Bono dalam Event Kalender Pariwisata Nasional Tahun 2017 tercatat pada bulan Maret, jadi kami akan gelar bulan Maret dan silahkan datang,” ungkap Andi.

Tahun lalu, sedikitnya 20 peselancar mancanegara mengikuti Festival Bekudo Bono.

Saat itu telah terjadi tiga pemecahan rekor yang berhasil diraih.

Rekor individual dipecahkan James Cotton yang berhasil surfing selama 1,2 jam dengan jarak tempuh 172 km.

Catatan ini mematahkan rekor sebelumnya atas nama Steve King dari Inggris dengan catatan 12,23 km.

Rekor surfing dunia tim juga berhasil terpecahkan. Kolaborasi James Cotton (40) dengan seorang pengacara, Roger Gamble (40) dan seorang bankir Zig van Sluys (40) menghasilkan jarak surfing sejauh 37,2 km.

Rekor ini dipecahkan dalam waktu 1 jam 5menit.

Gelombang Bono di Pelalawan memang menakjubkan. Maklum, hanya ada dua lokasi Bono di dunia yang tergolong besar.

Pertama Kuala Sungai Amazon, Brasil dan satunya lagi di Kuala Sungai Kampar, Pelalawan, Riau.

Tim ekspedisi Rip Curl bahkan sampai menjuluki ombak Bono di kuala Sungai Kampar dengan sebutan "mungkin tak tertandingi".

Wisata gelombang Bono saat ini semakin dikenal para surfer lokal maupun dunia.

Menpar Arief Yahya menyebut, Bono ini paling cepat dari potensi atraksi wisata Riau yang bisa dipasarkan ke mancanegara.

Betapa tidak, selancar yang biasanya dilakukan di pantai-pantai seperti Bali, Hawaii atau tempat-tempat berselancar terkenal lainnya, bisa dilakukan di sebuah sungai bernama Kampar.

"Jika air pasang, kira-kira seperempat jam air sungai dalam kondisi tenang. Tapi beberapa saat kemudian, barulah kelihatan Bono yakni air yang menggulung-gulung dengan dahsyatnya di atas beting yang dangkal. Setelah Bono berlalu, baru kemudian datang kepala arus yaitu arus sungai deras yang menjadi "kusir" sungai," papar Andi.

Bagi masyarakat sekitar yang sudah terbiasa dengan kedatangan Bono dan bernyali besar kedatangannya malah disambut dengan memacukan sampan lalu meluncur ke lidah ombak di punggung Bono.

Atraksi ini oleh penduduk setempat disebut Bekudo Bono yaitu suatu bentuk kearifan lokal masyarakat setempat yang hampir punah.

Jika diperhatikan, Bekudo Bono itu memang mirip dengan atraksi seorang joki yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar.

"Ketangkasan Bekudo Bono ini sebenarnya sudah jauh dilakukan oleh orang tua-orang tua kita. Dulu, mereka bermain ombak Bono hanya dengan menggunakan sampan bukan dengan papan selancar yang seperti kita kenal saat ini, dan biasanya mereka sengaja menunggu Bono setelah siap memasang jaring atau mengangkat jaring. Supaya cepat sampai rumah dan tak capek mengayuh sampan yang dahulu tak dilengkapi dengan mesin, rupanya mereka memanfaatkan gelombang Bono ini untuk menyorong sampan mereka," jelas Andi.

Selain tak bosan-bosannya pesona eksotis Bono dipromosikan, Pemkab Pelalawan juga terus berupaya membenahi infrastruktur jalan dan lainnya.

Di antaranya, pembangunan gedung tourism, pembangunan jalan Lintas Bono sepanjang 7 Km dengan anggaran sekitar Rp40 miliar yang berada di Dinas Cipta Karya Provinsi Riau.

Di samping itu, Pemkab Pelalawan telah mempersiapkan lahan seluas 600 Ha untuk kawasan objek wisata Bono.

Posisi lahan kawasan objek wisata Bono tersebut berada pada posisi strategis karena hampir berhadapan langsung dengan dua negara, yaitu Malaysia dan Singapura.

Infrastruktur lainnya yang kini sudah ada di lokasi Bono adalah tersedianya alat penunjang keselamatan (life vest) bagi pengunjung/penonton bono, penyediaan alat transportasi air (jetski) untuk kunjungan dan rescue. Pagelaran seni budaya di kawasan objek wisata bono setiap tahun.

Andi mengatakan, pada 2015, Disbudparpora Kabupaten Pelalawan mendata ada ribuan wisatawan dari domestik dan mancanegara yang melakukan kunjungan di Negeri Seiya Sekata ini.

Tercatat 57.901 orang wisawatan yang datang. Di mana 57.338 wisawatan domestik dan 563 orang wisawatan mancanegara.

Sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak 50.172 wisawatan. Di antaranya sebanyak 50 ribu wisatawan domestik dan 173 wisatawan mancanegara.

"Wisatawan mancanegera yang berkunjung ke sini di antaranya Jepang, Australia, Amerika, Singapura, Prancis, Malaysia dan Rusia," pungkas Andi. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Pilkada di Aceh Aman dan Damai


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler