jpnn.com - JAKARTA - Koalisi Cikeas yang beranggotakan Partai Demokrat (PD), PAN, PKB dan PPP telah resmi mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Munculnya putra sulung Susilo Bambang Yudhoyno (SBY) itu sekaligus menyingkirkan nama-nama kandidat yang sebelumnya masuk radar PD.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, terpilihnya nama Agus sebagai cagub DKI bermula pada pertemuan Koalisi Cikeas yang digelar Rabu (21/9) malam. Saat itu Koalisi Cikeas menyepakati nama Yusril Ihza Mahendra.
BACA JUGA: Usai Bertemu Megawati, Adhyaksa: Kalau tak Pamit Ibu Mau Terus
Selanjutnya, nama Yusril ditawarkan pula ke Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Koalisi Kertanegara. Nama Koalisi Kertanegara merujuk pada rumah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Namun, Koalisi Kertanegara ternyata menolak nama Yusril. Menurut Syarief, penolakan Koalisi Kertanegara terhadap Yusril didasari pada pertimbangan bahwa tak elok mengusung ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu sebagai cagub DKI. Terlebih PBB yang dipimpin Yusril tak punya kursi di DPRD DKI.
BACA JUGA: Demokrat: Ruhut Silakan Cari Jalan Hidup Sendiri…
Selain itu, Koalisi Kertanegara juga menganggap Yusril sebagai sosok yang sombong. "Jadi sebenarnya kita sudah menetapkan Pak Yusril namun ditolak, Pak Prabowo dan PKS tidak mau," ujar Syarief kepada JawaPos.Com, Minggu (25/9).
Lebih lanjut Syarief mengatakan, PD lantas membahas nama Sandiaga Uno yang notabene politikus Partai Gerindra. Namun, di antara partai Koalisi Cikeas tak kompak soal Sandiaga. Alasannya antara lain karena Sandiaga sudah lebih dulu diusung oleh Partai Gerindra.
BACA JUGA: Ayo Siapkan Diri, Ada Peluang Rekrutmen CPNS Jalur Umum Lagi
Selanjutnya muncul nama mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan. Namun, sambung Syarief, ada beberapa partai dari Koalisi Cikeas yang menolak Anies.
Setelah itu baru muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono. Hanya saja, SBY selaku ketua umum PD justru menolak usulan itu.
Akhirnya hanya ada pertemuan tanpa kesepakatan. "Bahas dulu calon-calon yang lain, kalau Agus terakhir saja," kata Syarief menirukan SBY.
Kemudian pada Kamis (22/9), Koalisi Cikeas kembali menggelar pertemuan untuk membahas nama selain Agus Yudhoyono. Namun, lagi-lagi pertemuan itu berakhir buntu.
Tapi, di sisi lain nama Agus semakin berkibar. "Akhirnya tiba-tiba partai koalisi mendorong nama Mas Agus lagi," katanya.
Syarief menambahkan, SBY tidak kuasa menolak lagi desakan untuk mengusung Agus. Akhirnya Presiden RI dua periode itu pun sepakat untuk mengusung putranya sebagai cagub DKI.
Setelah ada kesepakatan, elite partai Koalisi Cikeas mencoba menghubungi Agus yang sedang berada di Australia. Menurut Syarief, saat itu Agus langsung kaget dan bertanya-tanya alasan Koalisi Cikeas memilihnya sebagai cagub.
Setelah itu Agus meminta waktu untuk berdiskusi dengan sang istri Annisa Pohan. Diskusi panjang pun dilakukan dan akhinya Agus rela untuk diboyong ke Jakarta untuk melawan calon petahana, Basuki T Purnama alias Ahok di Pilgub DKI.
Namun, Agus memberikan syarat. Yakni partai pengusung harus total mendukungnya. Pasalnya, Agus harus melepas statusnya sebagai perwira menengah TNI AD dan itu merupakan keputusan yang berat.
"Kalau ini panggilan sejarah dan bangsa untuk kepentingan rakyat saya siap, tapi harus berhasil," pungkas Syarief menirukan Agus.(cr2/JPG/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Terkecoh! Rekrutmen CPNS Baru Hanya Diumumkan di Sini
Redaktur : Tim Redaksi