Zainudin Bersimbah Darah, Jempol Hilang, Badan Penuh Sayatan

Kamis, 31 Agustus 2017 – 05:55 WIB
Mayat. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, MALANG - Warga Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang, Jatim, dihebohkan dengan penemuan mayat bersimbah darah, kemarin (30/8).

Mayat laki-laki yang belakangan diketahui bernama Zainuddin, 21, warga Jalan Kolonel Sugiono Gang 9-D, Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang, itu ditemukan di pinggir Sungai Rolak dekat kebun tebu.

BACA JUGA: Mengejutkan, Inilah Pengakuan Perampok dan Pembunuh Wanita 60 Tahun di Batam

Kondisi mayat sangat mengenaskan. Di lehernya terdapat bekas sayatan seperti disembelih. Kemudian, jari jempol tangan kanan hilang dan tangannya penuh sayatan benda tajam.

Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Malang, orang yang pertama kali menemukan mayat Zainuddin adalah Dulmukti, 45, warga sekitar yang biasa berjualan di warung pinggir Sungai Rolak.

BACA JUGA: Diduga Menyantet, Dina Patola Dibunuh, Mayat Dibuang di Pantai

Dia menyatakan, sekitar pukul 07.30, dirinya hendak menggelar dagangannya. Namun, saat menoleh ke belakang, dia melihat mayat dengan kondisi telanjang di bagian bawah. ”Mayatnya bersimbah darah,” ujarnya.

Dia pun langsung mencegat orang yang lewat di jalur alternatif menuju tepian sungai itu. Barulah kemudian warga melaporkan peristiwa tersebut kepada aparat keamanan.

BACA JUGA: Polisi Masih Tetapkan Satu Tersangka Dalam Kasus Pembunuhan Sadis di Madina

Pantauan Jawa Pos Radar Malang, ada tato di tangan dan tubuh mayat, serta tindikan di telinga kiri korban.

Ada sejumlah luka sayat di tubuh korban. Di antaranya, tiga luka sayat di leher, masing-masing sepanjang telunjuk.

Kedua, 10 luka sabetan di tangan kiri yang diduga akibat tangkisan benda tajam. Kemudian, di tangan kanannya juga ditemukan tanda-tanda tangkisan, sedangkan ibu jarinya putus dan tidak ditemukan.

Di jaket abu-abu yang melekat di tubuh korban, tepatnya di saku kirinya, ditemukan 5 butir subscriber identity module (SIM) card.

Melihat kondisi tubuh korban, adanya tanda-tanda penganiayaan jelas terlihat. Misalnya, dari tiga titik ceceran darah sejauh 15 meter.

Bahkan, ada indikasi gerakan dari jarak 25 meter sebelum mayat terlentang di tempat kejadian perkara (TKP).

Olah TKP pun dilakukan oleh anggota Polsek Kedungkandang dan Koramil Kedungkandang. Setelah itu, mayat dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) untuk dilakukan otopsi.

Di kamar mayat, Ruliawati, pemilik usaha roti tempat Zainuddin bekerja, sudah menunggu mayat tersebut dengan haru.

Ruliawati merupakan warga Jalan Ranugrati Gang 1, Kecamatan Kedungkandang. ”Rencananya, dia malam ini (tadi malam 30/8) pulang ke Madura,” ujarnya.

Ruliawati menyatakan, korban aslinya adalah warga Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura. Menurut Ruliawati, Zainuddin sudah menyiapkan sebuah handphone (HP) hadiah untuk adiknya. HP tersebut dibeli pada hari Senin (28/8).

Pemilik usaha roti itu menyatakan, Zainuddin memang izin untuk merayakan Lebaran Iduladha di Madura. ”Dia saya beri uang Rp 1 juta buat beli HP,” imbuhnya.

Namun, dia tidak menyangka nasib Zainuddin berakhir mengenaskan. Sementara juragan tersebut mengetahui kabar kematian pegawainya itu dari grup WhatsApp.

Dia menceritakan, Zainuddin sebelumnya meminjam motor Vario milik suaminya. Pria 21 tahun itu kemudian tidak masuk kerja.

Biasanya, Ruliawati membeberkan, Zainuddin lebih suka diam di rumahnya. Namun, Selasa lalu (29/8), Zainuddin diduga kencan dengan teman lamanya yang dia chat dari akun Facebook-nya.

Pada hari itu juga, suami Ruliawati melihat motornya berada di tangan pengatur jalan di kawasan Muharto. Dia pun langsung mengambilnya. Informasi yang didapat dari pengatur jalan, Ruliawati menyatakan, saat Zainuddin keluar dengan seorang wanita, motornya kehabisan bensin.

Karena itu, HP yang dipegangnya menjadi jaminan. ”Jadi, dia nggak pulang itu gara-gara anak perempuan,” kata Ruliawati.

Sementara itu, menurut Ridhoi, paman Zainuddin, ayah pemuda itu yang bernama Rusdi juga belum 100 harinya meninggal dunia.

”Semenjak ayahnya meninggal, rumah yang ditempati Zainuddin dikontrakkan,” kata Ridhoi yang tinggal di sebelah rumah Zainuddin.

Sedangkan ibu korban, yakni Zubaidah, kabarnya masih di tanah kelahirannya di Madura dan kemarin meluncur ke Malang.

”Justru ibunya yang lebih dulu tahu kalau Zainuddin meninggal, baru kami di sini (Malang) dikabari,” timpal istri dari Ridhoi, Saadah.

Menurut Saadah, sebenarnya pihak kelurga belum percaya bahwa anggota keluarganya tewas dibunuh saat wartawan berkunjung ke rumah duka kemarin (30/8).

”Kita ini masih memastikan apakah benar korban adalah keponakan saya,” imbuh Saadah. Wajar jika mereka tak mengetahui karena Zainuddin sudah tidak tinggal di rumah tersebut semenjak ayahnya meninggal.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga yang lain, Zainuddin diketahui keluar bersama pacarnya sebelum ditemukan tewas terbunuh. Namun, ketika ditanya lebih lanjut, mereka tidak berani berspekulasi mengenai kebenaran informasi itu.

Berdasar pengakuan pamannya, korban merupakan anak yang pendiam. Selain itu, dia memang tidak mengetahui keseharian keponakannya. ”Saya hanya mengetahuinya kalau dia itu pegawai toko roti di daerah Bumiayu,” tandas Ridhoi.

Namun, menurut pengakuan beberapa warga, korban merupakan pribadi yang memang tidak sepatutnya dicontoh.

”Deke ancen rodo memel lek dikandani (Dia memang agak susah jika dinasehati),” ucap seorang warga, tetangga korban.

Kabarnya, kebiasan mabuk-mabukan adalah hal yang biasa dilakukan Zainuddin. ”Kalau hanya itu ya sering,” tegasnya.

Untuk mengusut kematian Zainuddin, Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Heru Dwi Purnomo datang ke lokasi melakukan olah TKP. Dia membenarkan adanya dugaan pembunuhan kepada korban.

Sejumlah sayatan di leher dan tangan korban menjadi bukti adanya tindak penganiayaan maupun kekerasan. ”Kami masih menunggu hasil rangkuman olah TKP,” ujarnya.

Mantan Kasatreskrim Polres Gersik itu menjelaskan, pihaknya belum bisa menyimpulkan indikasi perlawanan oleh korban. ”Kami belum bisa simpulkan apakah korban melakukan perlawanan,” tuturnya.

Yang jelas, Heru menyatakan, hasil olah TKP menemukan dua pasang sandal yang diduga milik laki-laki.

Sejumlah barang bukti tersebut yang akan memberi petunjuk polisi menemukan pelaku. Sedangkan untuk mayat korban, dia menuturkan, akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Madura. (jaf/nra/c3/lid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Pengakuan Suami Pembunuh Istri yang Dibuang ke Sumur, Sadis Bener!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler