Zat Kimia, Gejolak Rock Alternatif dari Bali

Selasa, 09 Oktober 2018 – 23:17 WIB
Zat Kimia saat berbincang dengan jpnn.com di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (9/10). Foto: Dedi Yondra/JPNN.Com

jpnn.com - Bali seolah tidak pernah kehabisan band-band berkualitas. Berbagai grup musik terus bermunculan hingga dikenal luas. Salah satu yang kini patut diperhitungkan yakni, Zat Kimia.

Band yang berdiri sejak 2010 itu perlahan menebar virus rock alternatif dari Pulau Dewata ke skala nasional. Nama Zat Kimia pun sekarang sudah mulai menancap di kepala penikmat musik sidestream Indonesia.

BACA JUGA: Kritik Terbaru Fadli soal Pertemuan IMF & Bank Dunia di Bali

Bagaimana Zat Kimia berdiri hingga eksis sampai saat ini?

Zat Kimia didirikan Ian Joshua Stevenson (vokal/gitar) bersama Made Edi Kurniawan (bass/keyboard). Ide membentuk band muncul dari sebuah studio di kawasan Sekar Sari, Gank 7, No. 3, Denpasar, Bali. Meski saat itu hanya berdua, mereka telah punya gambaran untuk nama band yang bakal dibuat.

BACA JUGA: Sepasang Pelajar Bikin Bokep, Si Cowok Jadi Tersangkanya

"Saya dari awal memberi nama Zat Kimia, tidak ada filosofi sebenarnya. Kami hanya ingin musik kami seperti zat kimia, ada dimana-mana," kata Ian, vokalis Zat Kimia saat berbincang dengan jpnn.com di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (9/10).

Tidak mudah menjalankan band dengan hanya diisi dua personel. Oleh sebab itu, Ian dan Edi kemudian mulai mencari-cari personel tambahan untuk Zat Kimia. Menurut Ian, tidak mudah mendapatkan pemain gitar serta drum saat itu. Apalagi dengan jati diri Zat Kimia yang ingin mengusung musik rock alternatif.

BACA JUGA: Polisi Sudah Tahu Identitas Peremas Payudara di Jalanan Desa

"Waktu itu lumayan susah cari personel. Makanya kami lama juga jalannya. Apalagi saya dan Edi juga punya kerja sehari-hari," ceritanya.

"Akhirnya saya mengajak Kiki (drummer) kemudian Bimo (gitar) yang sudah kenal sebelumnya," imbuh Edi.

Zat Kimia mulai aktif memproduksi karya sejak 2015. Mereka perlahan mengumpulkan amunisi untuk direkam secara independen di studio milik Ian. Dari segi musikalitas, keempat personel sepakat mengusung rock alternatif sebagai identitas.

"Kami memainkan musik yang kami suka. Lagian di Bali sepertinya tidak banyak band rock alternatif, yang banyak justru punk atau melodic punk saat itu. Semoga kami menjadi yang pertama bisa membesarkan musik alternatif dari sana," ucap Ian.

Perlahan tapi pasti, Zat Kimia mampu menghasilkan karya demi karya. Dimulai dengan single Dimanakah Dia, mereka akhirnya merampungkan sebuah album bertajuk Candu Baru pada 2017. Album debut yang memuat sepuluh lagu itu kental dengan nuansa rock 90an. Hebatnya, album Candu Baru ternyata sukses menembus nonimasi Album Rock Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards tahun lalu. Tidak hanya itu, album Zat Kimia ini juga masuk ke deretan sepuluh besar Album Indonesia Terbaik 2017 versi Rolling Stone Indonesia.

Sederet catatan bagus itu membuat Zat Kimia semakin diperbincangkan. Nama mereka kian dibahas di scene musik Indonesia. Beberapa panggung besar pun telah ditaklukkan, seperti Soundrenaline 2018, Synchronize Fest 2018, dan gigs-gigs lainnya.

Seiring meluasnya nama, Zat Kimia tetap aktif merilis karya. Terbaru mereka meluncurkan single sekaligus video musik untuk lagu berjudul Candu Baru. Single ini diciptakan Ian, terinspirasi dari kehidupan zaman sekarang yang tidak lepas dari internet.

"Lagu itu tentang bagaimana orang pada zaman sekarang yang bergantung pada internet dan media sosial, sudah menjadi candu yang baru," ujarnya.

"Lagu ini cocok dikeluarkan sekarang karena sesuai dengan keadaan. Untuk video klip kami berkerja sama dengan Bani, yang menampilkan beberapa aspek di internet," imbuh Bimo.

Selain single, segudang rencana telah dipersiapkan Zat Kimia untuk melaju lebih jauh. Ian, Edi, Bimo, dan Kiki ingin terus mengumpulkan materi untuk album berikutnya. Tidak hanya itu, Zat Kimia juga bertekad menggelar pertunjukan di tempat-tempat yang tidak biasa.

"Selain panggung, kami ingin buat kampanye main di tempat-tempat lain yang tidak biasa. Seperti di alam terbuka, pantai, lokasi CFD, pabrik, dan lainnya, bahkan ada yang mengajak tampil di tempat pembuangan sampah. Sesuai dengan nama kami Zat Kimia, musik ada dimana-mana," tutup Ian. (mg3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasihan, Impian Hati Disekap dan Disiksa Playboy Beristri


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
zat kimia   Bali  

Terpopuler