jpnn.com - SURABAYA - Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unair Zefrizal Nanda Mardani yang dicurigai bergabung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), ternyata mempunyai forum diskusi mengenai kelompok radikal tersebut di sekitar kampus.
Hal itu dibuktikan dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menunjukkan foto yang diperlihatkan kepada Kepala Bidang Pendidikan FK Unair Dr dr Gadis Mediar Sari, tahun lalu.
BACA JUGA: Lima Menteri Dipanggil Mendadak
“Densus 88 ke sini (FK,Red) waktu dia (Zefrizal, Red)sudah tidak ikut perkuliahan selama satu semester (setengah tahun,Red). Waktu ke sini, Densus tanya beberapa hal, nama ayah, ibu, istri. Pokoknya banyak deh. Ya saya tidak hapal, mahasiswanya kan banyak,” kata Gadis ditemui Radar Surabaya, kemarin (26/7).
Dalam proses klarifikasi, lanjut gadis, pihak Densus 88 menyebutkan nama ayah dan ibu Zefrizal. “Sesuai data profil akademik, nama ayah dan ibunya benar,” kata dia. Bahkan, Densus 88 juga menunjukkan foto-foto kegiatan Zefrizal melakukan diskusi juga foto bersama.
BACA JUGA: Ferry Mursyidan Sudah Pamitan
“Bilangnya kalau istrinya, mahasiswa Saintek (Sain dan teknologi,Red) Unair. Densus tanya benar apa gak itu istrinya itu, jawaban saya tetap saya tidak tahu,” tegas dia.
Tak berbeda jauh dengan jawaban pada Radar Surabaya, Gadis tidak pernah tahu tentang pribadi Zefrizal. ”Urusan kami itu pendidikan. Pembayaran kuliah, KRS, prestasi dan urusan sama pendidikan kedokteran,” kata Gadis.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Yakin Mau Pilih Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi?
Menurutnya, hampir seluruh mahasiswa FK juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstra kampus, seperti Himpunan Mahasiswa Islama (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan lainnya. Sehingga, kegiatan organisasi ekstrakurikuler kampus tersebut dianggap biasa.
“Memang waktu itu berita ISIS sebagai organisasi radikal sedang gencar diberitakan. Pikiran saya waktu itu, Densus antisipasi organisasi-organisasi yang arahnya radikal saja,” tandas dia.
Usai didatangi Densus, Gadis menyatakan sudah langsung melaporkan kehadiran Desus pada dekan dan jajaran tinggi Unair. “Sudah lapor. Tapi, tidak ditanggapi,” tandas Gadis.
Gadis menyatakan di FK sendiri sudah ada antisipasi terhadap pengaruh radikal. “Mata kuliah agama diajarkan dua kali. Tahun pertama di semester awal dan semester enam mendapatkan kuliah agama dalam pendekaran keprofesian kedokteran,” jelas Gadis. (han/sar/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy, Lembong, Sofyan Djalil, Sudirman, Prasetyo
Redaktur : Tim Redaksi