jpnn.com, BLITAR - Peringatan HUT ke-117 Presiden pertama Indonesia, Soekarno atau Bung Karno, Rabu (6/6) dilakukan dalam suasana khidmat. Sejak, pagi hari, makam Putra Sang Fajar yang terletak di Jl . Candi Surawana No.10, Bendogerit, Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, tidak henti-henti didatangi peziarah dari berbagai kelompok masyarakat dan berbagai daerah.
Di antara rombongan peziarah di makam itu adalah Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang ditugaskan secara khusus memimpin ziarah bersama dengan beberapa kepala daerah kader PDI Perjuangan dan para ibu-ibu dari istri kepala daerah, istri anggota dewan, dan para kader perempuan PDI Perjuangan seperti Eva K Sundari dan Sadar Restu.
BACA JUGA: Sumut dan Bung Karno di Mata Djarot
"Setiap kali peringatan HUT Bung Karno sebagai Putra sang Fajar, Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia, kita berdoa, mengkhidmati kembali, tidak hanya seluruh ide dan gagasan, tetapi juga dedication of life, itu spirit yang terus menjadi energi positif dalam menggelorakan semangat cinta tanah air dan berdedikasi untuk bangsa ini," kata Hasto, seusai ziarah di Makam Bung Karno, Rabu (6/6).
Hasto kemudian mengutip secara lengkap 'Dedication of Life' yang ditulis Bung Karno, pada 10 September 1966 silam.
BACA JUGA: Bung Karno Tak Pernah Mati
Dedication of Life
Saya adalah manusia biasa.
Saya dus, tidak sempurna.
Sebagai manusia biasa, saya tak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Hanya kebahagiaanku adalah mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa. Itulah dedication of life-ku.
Jiwa pengabdian inilah jadi falsafah hidupku. Saya nikmati dan jadi bekal hidupku.
Tanpa jiwa pengabdian ini, saya bukan apa-apa.
Akan tetapi, dengan jiwa pengabdian ini, saya merasa hidupku bahagia dan membawa manfaat.
SOEKARNO, 10 September 1966
BACA JUGA: Hasto Apresiasi Semangat Bu Risma dan Masyarakat Surabaya
Hasto mengungkapkan, dedikasi yang sudah dilakukan Bung Karno untuk bangsa Indonesia, sangat luar biasa. Sejak era perjuangan pra kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, dan memimpin revolusi Indonesia sehingga diperhitungkan di tingkat dunia, dedikasi itu sangat penting untuk terus digelorakan.
"Karena itu, kami sudah menjadikannya sebagai tradisi, Juni sebagai Bulan Bung Karno. Ini sekaligus spirit untuk terus membumikan Pancasila dan ajaran-ajaran Bung Karno," ujar Hasto.
Keputusan mentradisikan Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno karena rangkaian sejarah yang erat kaitannya dengan Bung Karno dan perjuangannya. Pada tanggal 1 Juni, diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, yang bersumber dari pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, di hadapan sidang BPUPKI.
Pidato dalam rangka menyampaikan Dasar Negara itulah yang kemudian disetujui secara aklamasi oleh sidang BPUPKI, dan kini telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.
Kemudian, setiap tanggal 6 Juni selalu diperingati sebagai HUT Bung Karno, gang kahir pada 6 Juni 1901. Dan tanggal 21 Juni diperingati sebagai Haul Bung Karno yang meninggal pada 21 Juni 1970. “Makanya dalam rangka ziarah ini, saya sekaligus juga ditugaskan Ibu Megawati untuk persiapan acara haul nanti," pungkas Hasto. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Bacaleg Ideologis, PDIP Gelar Psikotes dan Tes Tertulis
Redaktur : Tim Redaksi