12 Titik Lahan Telantar Bakal Dibangun Properti
"Jika dilihat secara hukum, memang sudah benar. Namun dilihat dari segi ekonomis, nanti akan terjadi produksi berlebih (oversuply), sedangkan pertumbuhan pangsa pasar properti tengah lesu," jelasnya kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) kemarin.
Apalagi sebagian besar pembangunan properti baru tersebut berpusat di Tanjunguncang, dimana mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor industri yang juga terimbas ekonomi global yang tengah lesu.
"Umumnya perumahan di Tanjunguncang itu kelas menengah kebawah. Dan pasar menengah kebawah adalah kalangan pekerja ataupun informal," katanya.
Namun kata Achyar, dengan situasi ekonomi saat ini maka sudah dipastikan pembangunan properti tersebut melibatkan pertaruhan besar.
"Secara hukum, jika tidak dibangun maka lahan akan dicabut, namun jika dibangun, maka pengembang akan harap-harap cemas karena yang membeli rumah tidak ada," jelasnya.
Saat ini kata Achyar, pengembang sangat protektif menjaga agar konsumennya tetap bisa membayar cicilannya dengan lancar. Kemdudahan tersebut diberikan lewat cicilan uang muka yang murah dan sejumlah insentif lainnya.
"Karena saat ini pasar properti jauh lebih parah dibanding tahun lalu. Makanya kami harus tetap jaga konsumen agar cicilannya lancar," ungkapnya.
Terpisah, Deputi III BP Batam, Eko Santoso Budianto mengatakan hingga saat ini sudah 74 titik lahan terlantar yang sudah dibangun. BP Batam katanya sudah mempersiapkan drone untuk mengawasi pembangunan diatas lahan terlantar.