1.205 Peserta Ikuti Konferensi Internasional Jurnalisme Data dan Komputasi di Indonesia
Kemudian, Alberto Cairo (Knight Chair in Visual Journalism, School of Communication di University of Miami) berbicara tentang prinsip jurnalisme data dan visualisasi data, hingga Shadab Nazmi (BBC India) yang memandu pelatihan penggunaan perangkat R. Selanjutnya, Uli Köppen berbicara tentang Artificial Inteligence di ruang redaksi.
“Saya pikir hanya ruang redaksi besar dan ruang redaksi dengan sumber daya yang cukup yang menggunakan teknologi artificial intelligence,” kata Uli.
Namun, kata dia, ada banyak ruang redaksi juga yang sudah menggunakan AI tanpa menyadarinya. Misalnya, saat mereka menggunakan piranti penerjemahan, alat otomatisasi pada umumnya.
“Menurut saya yang penting bagi ruang redaksi adalah adanya jurnalis yang menyadari pentingnya kemampuan menjalankan AI untuk memenuhi kebutuhan ruang redaksi itu sendiri,” ujar Uli.
“Ini akan menjadi kunci untuk sebuah ruang redaksi kecil mendapatkan manfaat besar dari apa yang terjadi (terkait AI) di luar sana,” ujar Uli lagi.
Hadir pula Keng Kuek Ser (Pulitzer Center) yang berdiskusi tentang pentingnya komunitas jurnalisme data, Helena Bengtsson (Data Editor di Gota Media– tergabung dalam International Consortium of Investigative Journalist), hingga Jonathan Soma (Faculty; Director di The LEDE Program, Columbia University) yang berbicara tentang penggunaan machine learning di ruang redaksi, dan masih banyak pembicara ternama lainnya yang hadir.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti konferensi internasional ini. Dan, saya mendapat pengalaman luar biasa dari para pembicara. Secara khusus, saya mendapat pengetahuan baru tentang data dan proses pencarian data,” ujar Fina Nabila, jurnalis yang menjadi peserta DCJ-CI 2022.
Sebelum resmi ditutup, konferensi menghadirkan Agoeng Wijaya (Managing Editor Tempo), Sofia Parades Montiel (Fact-checking Producer Reuters), dan Inga Ting (Data Journalist di ABC News).