14 Desa di Purwakarta Waspada Longsor
Menurut Wawan, bencana longsor ini bisa saja terjadi di wilayah kerjanya. Apalagi, kalau intensitas curah hujannya tinggi. Tapi, sampai saat ini instansinya belum mendapat laporan adanya peristiwa akibat pergerakan tanah?. "Mudah-mudah tahun ini tak terjadi bencana longsor di wilayah kami," harapnya.
Wawan mengaku, jenis tanah di Purwakarta kebanyakan terdiri dari tanah lempung. Jadi, karakteristik tanah jenis ini jika terkena panas akan berubah seperti pasir (ngeprul). Tapi, jika terkena hujan rentang terbawa arus.
Selain itu, sambung dia, banyak terdapat kontur tanah yang labil. Misalnya, seperti yang terdapat di Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered. Hal mana, beberapa titik daerah tersebut terindikasi rawan longsor karena tanahnya yang labil.
Wawan menjelaskan, di Purwakarta terdapat tiga jenis zona gerakan tanah. Yakni, Zona Biru (kerentanan gerakan tanah rendah), Zona Kuning (kerentanan gerakan tanah sedang), dan Zona Merah (kerentanan gerakan tanah tinggi).
"Dari semua wilayah itu paling diantisipasinya adalah Zona Merah dan Kuning. Adapun 14 desa tersebut, masuk ke wilayah Zona Merah. Sedangkan, untuk wilayah yang masuk zona kuning, hampir merata di semua kecamatan," jelasnya.
Dia menambahkan, selain peristiwa longsor, memasuki pergantian musim ini yang perlu diwaspadai juga soal angin ribut. Karena, hampir seluruh kecamatan yang ada berpotensi terjadi bencana tersebut. (yus/rif)