19 Aplikasi Belajar untuk PJJ Tidak Familier di Kalangan Guru
jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menemukan fakta, 19 aplikasi belajar yang dipromosikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata tidak familier di kalangan pendidik.
Hal ini memengaruhi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena aplikasinya dinilai asing oleh guru.
Alhasil kuota internet yang diberikan kepada guru tidak terpakai. Guru-guru pun tetap membeli kuota internet sendiri.
"19 aplikasi belajar yang dipromosikan dan direkomendasikan Kemendikbud untuk digunakan selama PJJ, P2G menemukan jika beberapa aplikasi tersebut tidak familiar di kalangan guru, di daerah termasuk di Jakarta sendiri," ungkap Koordinator P2G Satriwan Salim, Kamis (1/10).
Aplikasi seperti Aminin, Bahaso, Cakap, Udemy, dan Duo Lingo adalah beberapa contoh aplikasi yang tidak dipakai karena tak dikenal para guru. Menurut Satriwan, ada indikasi bahwa Kemendikbud sengaja mempromosikan aplikasi yang nota bene masih start up tersebut.
"Aplikasi itu belum diketahui secara luas bagaimana kapasitas, konten pembelajaran, dan rekam jejaknya. Terbukti jika para guru umumnya tidak mengenal bahkan tak menggunakan aplikasi tersebut. Ini berpeluang menghamburkan uang negara," tegasnya.
Satriwan meminta Kemendikbud mengevaluasi penggunaan 19 aplikasi pembelajaran tersebut selama 1 bulan ke depan. Apakah banyak digunakan guru atau sebaliknya, agar uang negara tidak sia-sia dibakar.
Sebelumnya, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Evy Mulyani menyatakan bahwa daftar laman dan aplikasi pembelajaran yang dapat diakses menggunakan kuota belajar dimaksudkan untuk mengantisipasi kekhawatiran kuota data internet disalahgunakan.