2 Kali Pilpres Menyisakan Residu Politik, 'Membelah' Masyarakat
jpnn.com, JAKARTA - Forum 2045 menyatakan prihatin bahwa pergelaran Pilpres 2014 dan 2019 masih menyisakan residu politik yang membelah masyarakat secara tajam.
Peristiwa bergabungnya Prabowo Subianto dalam pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, ternyata tidak juga menyatukan publik luas.
Ketua Forum 2045 Dr. Untoro Hariadi menilai fakta itu mengindikasikan belum adanya upaya serius dari berbagai kalangan untuk merajut persatuan bangsa yang terkoyak oleh perkubuan politik.
Atas dasar keprihatinan semacam itu, Forum 2045, organisasi guru besar dan akademia se-Indonesia, menyelenggarakan diskusi ’Common Project Rekonsiliasi dan Reintegrasi Nasional’.
Diskusi yang dilangsungkan di UC Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (15/11) itu dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan pakar neurosains dr. Roslan Yusni Hasan, Sosiolog Robertus Robet, Pakar politik Airlangga Pribadi Kusman, praktisi telematika MS. Manggalany, serta pakar komunikasi massa Wahyu Riawanti.
”Tema rekonsiliasi dan reintegrasi penting untuk digaungkan dalam upaya menjaga eksistensi negara-bangsa yang kita cintai dari potensi perpecahan, pengkerdilan budaya dan involusi kebangsaan,” ujar Dr. Untoro dalam siaran pers yang diterima, Selasa (15/11).
Menurut Untoro, ajakan rekonsiliasi dan reintegrasi bangsa sangat relevan karena politik Indonesia secara umum masih belum beranjak dari kebanalan dan pragmatisme.
Ajakan tersebut juga bermanfaat sebagai antisipasi menjelang pemilu dan Pilpres 2024 mendatang. Terlebih lagi, wacana mengenai politik identitas yang merusak kembali marak belakangan ini.