2 Makna Safari Pak SBY ke Kandang Banteng
jpnn.com, SURABAYA - Langkah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak SBY yang turun gunung ke kawasan Mataraman, Jawa Timur menarik perhatian sejumlah pengamat.
Selama beberapa hari, Pak SBY melakukan safari untuk memenangkan duet calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan calon Wakil Gubernur Emil Dardak. Pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Fajar Ramadlan mengatakan, safari SBY itu bisa dimaknai dalam dua hal.
Pertama, upaya merebut dan menggerus suara calon PDI Perjuangan yang punya basis pendukung kuat di Mataraman. Dalam Pilgub Jatim 2018, PDI Perjungan mengusung duet Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno.
”Pak SBY tentu paham betul peta geopolitik di Jawa Timur, di mana Mataraman secara historis memang 'Kandang Banteng dan basis nasionalis yang kuat. Jadi beliau mencoba menguji soliditas PDIP, tentu harapannya soliditas itu bisa digoyang untuk kepentingan Demokrat, khususnya memenangkan Khofifah-Emil,” ujar Fajar, Rabu (28/2).
Secara geopolitik, kata Fajar, kawasan perbatasan Jatim-Jateng hingga Kediri yang kerap disebut sebagai ”Mataraman” adalah basis PDI Perjuangan. Partai banteng moncong putih itu menang di mayoritas daerah Mataraman, seperti Tulungagung, Kabupaten/Kota Blitar, Magetan, Ngawi, Nganjuk, dan Kabupaten/Kota Kediri atau delapan dari total 12 kabupaten/kota di wilayah tersebut.
Apakah safari SBY itu efektif menggerus suara pendukung loyal PDIP di Mataraman untuk Gus Ipul-Puti? “Saya ragu karena pendukung PDIP secara sosiologis merupakan pendukung yang loyal. Jika langkah SBY tersebut dibaca sebagai upaya menggerus dukungan, loyalis PDIP dan nasionalis bisa jadi justru makin solid dengan safari SBY ini,” kata Fajar.
Makna kedua adalah totalitas SBY dalam memenangkan Khofifah-Emil. Indikasinya, SBY kerap rapat tertutup dengan Khofifah dan Ketua Demokrat Jatim Soekarwo, seperti awal Februari lalu di kediaman SBY.
Pertemuan itu ditindaklanjuti dengan turun gunungnya SBY ke Jatim. ”SBY adalah the thinking general, king maker bagi Khofifah-Emil, terlihat dari langkahnya yang strategis dengan langsung fokus ke Mataraman untuk menggoyang basis PDIP dan Puti Soekarno,” ujarnya.