200 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau, Baunya Menyengat
jpnn.com - AGAM - Sebanyak 200 ton ikan masyarakat yang mati di Nagari Bayur dan Nagari Maninjau Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam mulai mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Pengusaha keramba jala apung (KJA) membiarkan bangkai ikan tersebut mengapung di permukaan danau. Meski mengeluarkan bau busuk, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Agam menyebut, bangkai ikan tidak sampai merusak mutu baku air.
Wali Nagari Bayur Zul Afwan mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengingatkan masyarakat untuk memasukkan bangkai ikan ke dalam kantong plastik. Namun, imbauan tersebut masih banyak tidak digubris petani atau pembudidaya ikan.
"Saya sudah mengumunkan melalui masjid agar bangkai ikan dimasukkan ke kantong. Ada yang melakukan hal tersebut, ada juga yang membiarkan bangkai ikan di danau. Kita hanya bisa mengimbau dan tidak mungkin memaksa," katanya pada Padang Ekspres (Grup JPNN), kemarin.
Menurut Zul Afwan, bangkai ikan yang dimasukkan ke kantong plastik, tidak akan mengeluarkan bau. Sementara, bangkai ikan yang mengapung, akan hancur dalam tiga hari dan tidak berbau lagi.
Wali Nagari Maninjau Alfian juga telah mengimbau masyarakat membungkus bangkai ikan dengan kantong. "Kita sudah mengupayakan agar bangkai ikan dimasukkan ke dalam kantong dan dibenamkan ke dasar danau," ujarnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto mengatakan, pihaknya telah meminta pengusaha KJA untuk menimbun bangkai ikan. Oleh sebab itu, pihaknya akan memfasilitasi alat berat untuk membuat lobang.
"Kita sudah meminta mereka (pengusaha KJA) agar tidak membiarkan bangkai ikan mengapung, tapi menimbunnya. Apabila petani KJA mau, kita akan sediakan alat berat. Namun sepertinya tidak ada masyarakat yang mau menyediakan lahan untuk menimbun bangkai ikan," ulasnya.