Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

3 Kiat Cegah Stunting pada Anak Sejak Hamil

Kamis, 25 April 2019 – 21:57 WIB
3 Kiat Cegah Stunting pada Anak Sejak Hamil - JPNN.COM
Hamil. Foto IST

1. Memperbaiki gizi ibu hamil

Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting. Menurut hasil dari Studi Diet Total (SDT) mengenai Angka Kecukupan Energi (AKE) pada ibu hamil tahun 2014, lebih dari 50 persen ibu hamil baik di perkotaan maupun di pedesaan tergolong sangat kurang. Padahal, nutrisi ibu hamil harus dipenuhi demi kesehatan dirinya dan janin.

Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Jika tidak ditangani dengan baik, anak berisiko mengalami stunting.

Mencegah stunting bisa dilakukan sedini mungkin semenjak masa kehamilan. Kunci pentingnya adalah dengan meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas baik. Zat besi dan asam folat adalah kombinasi nutrisi penting selama kehamilan yang diketahui dapat mencegah stunting pada anak setelah ia dilahirkan.

2. Konsumsi suplemen khusus untuk ibu hamil

Setiap ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan kepada tenaga kesehatan yang disebut sebagai antenatal care. Baik bidan maupun dokter, mereka akan terus memantau tahapan kehamilan Anda.

Selain itu, pada saat antenatal care, ibu hamil pun akan diingatkan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung berbagai nutrisi penting selama kehamilan. Umumnya, suplemen yang direkomendasikan adalah yang mengandung asam folat, yodium, zat besi, kalsium, dan DHA untuk mendukung perkembangan bayi selama 1.000 hari pertama kehidupannya.

Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, sebesar 37,1 persen ibu hamil di mengalami anemia. Kondisi tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin.

Ingat, stunting punya efek jangka panjang, termasuk berkurangnya fungsi kognitif dan perkembangan fisik, sehingga memengaruhi prestasi, produktivitas, dan masa depan anak.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close