313 Ahmadiyah
Oleh Dahlan IskanSaifullah lantas memperkenalkan siapa saya --ke anak muda itu. Saya langsung menyela: gak usah disebut-sebut siapa saya.
Namun kata minister sudah sempat didengar anak muda itu. "Kalau begitu silakan berdua saja pakai bahasa Indonesia," katanya.
Lalu pamit. Masih banyak tamu yang harus ia layani.
Belum lama ini, katanya, juga ada rombongan tamu dari Makassar. Para guru besar dari universitas di Makassar.
Maka Saifullah-lah yang membawa saya 'Tour de Qadian'. Masuk-masuk ke kampung padat itu. Yang semuanya Islam. Semuanya Ahmadiyah.
Saya juga diantar ke rumah tempat Mirza Ghulam Ahmad lahir. Dari orang tuanya yang kaya raya --masih keturunan keluarga kerajaan zaman dulu.
Sebenarnya sang ayah kecewa. Kok Mirza tidak mau meneruskan usaha bapaknya. Mirza justru mendalami agama. Sangat intens.
Umur 9 tahun Mirza sudah menguasai soal agama. Ketika muda pun ia sangat sibuk mencari lawan debat. Terutama dari kalangan misionaris Kristen. Yang pusatnya di Kota Ludhiana, sekitar 120 km dari Qadian.