Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

313 Ahmadiyah

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 23 Desember 2019 – 05:05 WIB
313 Ahmadiyah - JPNN.COM
Foto: disway.id

Saifullah lantas memperkenalkan siapa saya --ke anak muda itu. Saya langsung menyela: gak usah disebut-sebut siapa saya.

Namun kata minister sudah sempat didengar anak muda itu. "Kalau begitu silakan berdua saja pakai bahasa Indonesia," katanya.

Lalu pamit. Masih banyak tamu yang harus ia layani.

Belum lama ini, katanya, juga ada rombongan tamu dari Makassar. Para guru besar dari universitas di Makassar.

Maka Saifullah-lah yang membawa saya 'Tour de Qadian'. Masuk-masuk ke kampung padat itu. Yang semuanya Islam. Semuanya Ahmadiyah.

Saya juga diantar ke rumah tempat Mirza Ghulam Ahmad lahir. Dari orang tuanya yang kaya raya --masih keturunan keluarga kerajaan zaman dulu.

Sebenarnya sang ayah kecewa. Kok Mirza tidak mau meneruskan usaha bapaknya. Mirza justru mendalami agama. Sangat intens.

Umur 9 tahun Mirza sudah menguasai soal agama. Ketika muda pun ia sangat sibuk mencari lawan debat. Terutama dari kalangan misionaris Kristen. Yang pusatnya di Kota Ludhiana, sekitar 120 km dari Qadian.

Bagi Ahmadiyah menjadi minoritas di negara Hindu ternyata lebih baik daripada menjadi minoritas di negara Islam. Demikian juga ketika menjadi minoritas di negara Kristen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close