4 Bulan Terdampar, Kapal Sabuk Nusantara 39 Akhirnya Diapungkan Kembali
jpnn.com, JAKARTA - Bencana alam gempa bumi dan tusnami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada 28 September 2018, menyisakan kisah heroik para ABK KM. Sabuk Nusantara 39.
Kapal perintis yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) persero saat tsunami menerjang kapal dan akhirnya terdampar di sela-sela bangunan kantor syahbandar dan rumah penduduk.
Saat musibah terjadi, kapal dengan 24 ABK yang semula mengapung di laut dalam waktu sekejap terhempas ke daratan mengakibatkan kapal tidak dapat melayani masyarakat selama empat bulan.
Direktur Armada PT Pelni M. Tukul Harsono mengatakan, Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai pemilik kapal dan PT Pelni sebagai operator telah melakukan observasi terhadap KM. Sabuk Nusantara 39 akhirnya diapungkan kembali ke laut pada 5 Februari lalu.
“Setelah 4 bulan di daratan, Pelni dan Kementerian Perhubungan RI mengapungkan kembali Sabuk Nusantara 39 ke laut,” terang Tukul Harsono.
M. Tukul Harsono melanjutkan, untuk mengapungkan kembali dari darat ke laut diperlukan kesiapan peralatan dan personil. Untuk menarik kapal dari darat ke laut akan dilakukan dengan Salvage untuk Re Launching dan Re Floating KM.
Sabuk Nusantara 39. Re Launching adalah proses pengangkatan kapal dan floating adalah proses pengapungannya. “Jadi kapal akan diangkat dan didorong ke laut. Untuk pelaksanaannya sendiri telah dilakukan pada Selasa (5/2-1019) jam 15.20 waktu setempat," tutup Tukul.
Diketahui, KM. Sabuk Nusantara 39 semula dioperasikan di daerah Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dengan trayek Kijang-Letung-Tarempa-Natuna-Serasan-Medai-Pontianak dan dioperasikan PELNI. Sesuai penugasan dari Kementerian Perhubungan RI bahwa kapal tersebut akan diserahterimakan kepada pengelola baru untuk melayani rute Sulawesi. Sedangkan Provinsi Kepulauan Riau mendapatkan kapal baru KM. Sabuk Nusantara 80, kapal ini lebih besar dengan kapasitas angkut hingga 450 orang. (jpnn)