4 Kiat Mengatasi Sakit Kepala Saat Olahraga
1. Berhenti sejenak
Sakit kepala saat berolahraga adalah salah satu cara tubuh memberi tahu Anda bahwa olahraga yang tengah Anda lakukan terlalu berat. Jadi, jika di lain waktu sakit kepala kembali menyerang, beristirahatlah.
Apabila sakit kepala sudah sirna, Anda bisa kembali berolahraga, tetapi lakukan pemanasan terlebih dulu. Melakukan pemanasan sebelum melakukan segala jenis latihan fisik, berat atau ringan, secara bertahap dapat meningkatkan denyut jantung. Sehingga, darah mengalir untuk mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas, yang juga dapat menangkal sakit kepala saat atau setelah berolahraga.
2. Cari penyebabnya
Olahraga yang terlalu berat adalah penyebab utama sakit kepala saat olahraga. Namun seperti halnya migrain, sakit kepala jenis ini juga punya beragam pemicu, misalnya dehidrasi, kurang tidur, gangguan tekanan darah, hingga konsumsi makanan atau minuman tertentu (misalnya cokelat, alkohol, atau kafein).
Selain itu, berolahraga dalam kondisi yang panas dan lembap atau di ketinggian – ketika tubuh belum terbiasa – juga bisa memunculkan gejala sakit kepala.
Dikutip dari sebuah sumber, neurolog Dr. Erin Manning, MD, dari Mount Sinai Hospital, Amerika Serikat, merekomendasikan Anda untuk tetap terhidrasi dengan baik, makan secara teratur, cukup tidur, kemudian perhatikan secara saksama apakah perubahan-perubahan tersebut menurunkan angka kejadian sakit kepala saat atau setelah berolahraga.
3. Evaluasi dan perbaiki postur tubuh saat berolahrga
Sakit kepala saat atau setelah olahraga juga dapat disebabkan oleh kesalahan yang Anda lakukan selama latihan, salah satunya adalah postur tubuh.
Misalnya saat lari, banyak orang yang menyeret atau menaruh semua tumpuan beban pada lutut dan pergelangan kaki tanpa menggunakan otot paha dan betis. Kaki. Cara lari yang benar adalah dengan mengangkat kaki, dan buka menyeretnya. Contoh lainnya adalah saat berolahraga angkat beban, banyak yang postur tubuhnya terlalu tegak, terlalu melengkung, atau terlalu miring.
Kesalahan postur seperti yang disebutkan di atas tadi bisa menyebabkan pengeluaran tenaga ekstra pada organ lain untuk mengompensasinya. Selain cedera, postur tubuh yang salah juga dapat mengakibatkan pemaksaan energi yang dikeluarkan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan intrakranial dan tekanan intra abdomen (tekanan di rongga perut).