Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

50 Persen Obat Tradisional yang Dijual Online Adalah Palsu

Senin, 14 Desember 2015 – 02:53 WIB
50 Persen Obat Tradisional yang Dijual Online Adalah Palsu - JPNN.COM
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

“Hasil penyelidikan, kemudian kami tindak lanjuti dengan menggerebek tempat tersebut,” paparnya.

Amanah melanjutkan, untuk menemukan tempat distributor penjual obat dan kosmetik palsu diakuinya tidak gampang. Selama ini temuan di lapangan, penjualnya didominasi oleh toko pinggir jalan. Seperti toko jamu kuat atau toko kelontong kecil-kecil. 

“Kesulitan yang kami hadapi. Biasanya sampai di lokasi yang dicurigai, barangnya tidak ada,” urainya.

Sebenarnya tidak hanya berupa toko. Setelah dilakukan penyidikan, mereka menggunakan perkumpulan untuk menutupi jualan obat dan kosmetik palsu tersebut. “Perkumpulan pengajian tersebut digunakan sebagai kedok saja,” jelasnya.

Selain itu, Amanah mendapat informasi mengenai keberadaan obat palsu. Kali ini tidak mendapatkan secara online, dia langsung terjun ke lapangan untuk mengecek secara langsung di sebuah klinik di Surabaya. “Namun lagi-lagi hasilnya sama. Barang tersebut didatangkan dari Jakarta,” bebernya.

Setelah didalami, ternyata kebanyakan obat palsu yang dijual secara online tersebut kiriman dari luar kota. Amanah, menceritakan seperti penyelidikan yang dilakukan di Malang. Setelah menemukan obat tersebut, penyidik pegawai negeri sipil langsung menuju ke lokasi yang dimaksud. “Ketika sampai di sana, ternyata hanya perantara,” terangnya.

Amanah mengungkapkan, para penjual obat palsu mengaku mendapatkan barang langsung dari Jakarta dan sekitarnya. Mereka tidak mendapatkan melalui distributor. Mereka order setelah ada pemesan yang membeli produknya. “Pembayarannya, ya ke penjual ini,” paparnya.

Amanah menjelaskan, obat palsu biasanya kemasan tidak sama dengan isinya. Dia mencotohkan, sebuah obat sakit kepala dengan merk dagang tertentu. Setelah dibuka, kapsul yang ada di dalamnya ternyata tidak sama. Dalam artian, produsennya berbeda dengan kemasannya. “Ada juga yang ketika dibuka sulit. Padahal obat aslinya itu lebih mudah saat akan mengeluarkan pil,” tuturnya. (*/no)

SURABAYA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus memelototi penjualan obat tradisonal terutama melaui sistem online. Pasalnya, BPOM menemukan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close