60 Arek Malang jadi Duta Damai Dunia Maya
Hal itu seiring masuknya ISIS di Filipina Selatan, yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.
"Pergeseran kelompok ISIS dari Suriah sudah sampai di Filipina dan sudah melakukan kegiatan di Marawi. Itu menunjukkan bahwa musuh kita sudah ada di depan mata. Kalau kita diam, cepat atau lambat, mereka pasti akan melibas kita. Melalui pembentukan duta damai dunia maya inilah kami ingin membendung propaganda mereka agar bangsa Indonesia tidak terpapar dan bergabung dengan mereka," papar Rahman Kadir.
Dia menilai dunia maya ini menjadi faktor penting penyebaran terorisme di tengah era komunikasi yang semakin canggih.
"Yang paling banyak bermasalah sekarang adalah dunia maya. Kita semua tahu permasalahan di dunia maya, juga bagaimana gencarnya dunia maya memengaruhi generasi muda sampai generasi tua, sehingga hal-hal yang seharusnya tidak terjadi, malah terjadi," ungkapnya.
Fakta inilah yang membuat duta damai dunia maya 2017 harus bisa bersinergi dengan duta-duta damai sebelumnya dalam menggaungkan perdamaian di dunia maya. Apalagi, para peserta tahun ini, seleksinya lebih ketat.
"Tahun lalu di empat kota besar yaitu Medan, Makassar, Jakarta, dan Yogyakarta. Hasilnya sangat baik, karena itu tahun ini direncanakan lagi dan dimulai dari Jabar, kemudian Jawa Tengah, dan sekarang di Malang. Dengan kegiatan ini kami berharap, generasi muda di berbagai wilayah mengambil peran bersama BNPT untuk melakukan pencegahan agar masyarakat tidak terpapar radikalisme," terangnya.
Sementara itu, Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Sujatmiko menambahkan, kelima website dari Arema ini akan terhubung dengan Pusat Media Damai (PMD) BNPT dan grup messenger dalam rangka sharing informasi dan konten website, juga dengan laman hasil pelatihan tahun lalu.
Selain itu, komunikasi aktif akan terjalin demi untuk menggaungkan perdamaian melalui dunia maya.