Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

60 Tahun Tiongkok

Kabut dan Kembang api

Kamis, 01 Oktober 2009 – 11:33 WIB
60 Tahun Tiongkok - JPNN.COM
Negara-negara di sekitar Tiongkok masih seperti itu. Afghanistan masih ribut antarsuku yang saling berebut kekuasaan: Pastun, Tajik, dan Hazara. Padahal, mereka punya musuh bersama: Taliban. "Tapi, Afghanistan sekarang sudah lebih damai lho. Kabul sudah lebih aman daripada Islamabad, ibu kota Pakistan," ujar Kazim al Gulzari, pemilik harian Daily Outlook yang sukunya Hazara. "Datanglah ke Kabul," ujarnya kepada saya. "Memang kalau malam masih belum berani keluar, tapi sebenarnya aman," tambahnya. Saya pun berjanji ke Afghanistan dalam waktu dekat karena dia juga berjanji ke Indonesia akhir bulan ini: untuk membeli kertas koran.

Para pimpinan media dari Afrika yang umumnya baru sekali ini melihat Tiongkok, tidak habis keheranannya melihat Tiongkok sekarang. "Makanya Tiongkok agresif sekali masuk pasar Afrika," ujar salah satu dari mereka. Tiongkok kini memang memasuki Afrika secara besar-besaran, sampai-sampai membuat heran negara Barat. Kok mau Tiongkok masuk negara yang penuh dengan pergolakan. Perminyakan, telekomunikasi, infrasruktur di negara-negara Afrika kini memang dikuasai Tiongkok. Afrika memang penuh risiko, tapi rupanya justru itulah yang dilihat Tiongkok sebagai peluang. Sebagaimana mi Sedaap dari Surabaya yang berani masuk Nigeria 10 tahun lalu dan kini sudah berhasil menguasai pasar mi di sana. Tentu dengan risiko ada pegawainya yang dirampok dan bahkan dibunuh.

Demikian juga delegasi dari Brazil, Argentina, Chili, Meksiko, Kolombia, dan seterusnya. Umumnya baru sekali ini ke Tiongkok. Mereka tidak menyangka bahwa Tiongkok sudah mencapai tahapan sekarang ini. "Bagaimana keadaan semaju ini masih dikatakan negara berkembang. Shanghai ini sudah melebihi New York," ujar pemimpin media dari Kolombia. Sekali lagi, pejabat-pejabat tinggi Tiongkok merendah. "Kami masih punya banyak persoalan," katanya.

Tentu tidak hanya pagi ini perayaan kemerdekaan dilakukan secara spektakuler. Masih diteruskan lagi nanti malam. Pergelaran kesenian diadakan besar-besaran di lapangan Tian An Men yang letaknya di depan Istana Kota Terlarang itu. Kembang api yang akan dipergunakan untuk menghiasi langit Beijing nanti malam, misalnya, dua kali lipat dari yang digunakan saat pembukaan Olimpiade yang sudah mengagumkan dunia itu.Dan saya juga berada di situ nanti malam" (*)

Cuaca pun harus diubah kalau Beijing sedang punya hajat besar, seperti yang terjadi pada 1 Oktober pagi ini. Di Beijing perayaan 60 tahun kemerdekaan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News