Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

7 Cara Atasi Alergi Selama Kehamilan

Jumat, 03 Mei 2019 – 21:20 WIB
7 Cara Atasi Alergi Selama Kehamilan - JPNN.COM
Ilustrasi alergi

Mengatasi reaksi alergi saat hamil

Sama seperti pada umumnya, reaksi alergi pada ibu hamil juga dapat diatasi. Pada prinsipnya, penanganan utama alergi adalah menghindari paparan zat alergen.

Karena itu, sebisa mungkin ibu hamil harus mengenali dan menghindari alergen sebagai upaya mencegah terjadinya gejala reaksi alergi.

Dengan demikian, penggunaan obat-obat anti alergi juga dapat diminimalkan sehingga dapat mengurangi kemungkingan efek samping yang mungkin timbul saat kehamilan.

Atas dasar itu, ibu hamil sebaiknya:

1. Mengetahui hal yang jadi penyebab alergi. Jika memiliki riwayat alergi sebelum hamil, cari tahu penyebabnya sebelum berencana hamil.

2. Membersihkan lingkungan rumah secara teratur. Hal ini utamanya diterapkan pada benda yang rutin digunakan, seperti kasur, bantal, atau kursi. Bila perlu, bersihkan dengan vacuum cleaner.
3. Menjaga kelembapan udara di rumah tetap rendah. Gunakan air conditioner bila perlu.
4. Membilas rambut setelah beraktivitas di luar rumah untuk menghindari alergen yang mungkin menempel.
5. Segera ganti pakaian dengan yang bersih seusai berpergian.
6. Menghindari paparan dengan aroma yang menyengat, seperti parfum, asap rokok, atau asap kendaraan yang berpotensi mencetuskan reaksi alergi.
7. Jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke kamar tidur. Hal ini karena hewan peliharaan berpotensi membawa alergen yang bisa saja membuat Anda mengalami reaksi alergi.

Ada kalanya reaksi alergi yang terjadi pada ibu hamil membutuhkan terapi dengan obat-obatan. Beberapa obat anti alergi yang tergolong aman digunakan selama kehamilian, misalnya antihistamin dan kortikosteroid hirup.

Setiap orang bisa saja mengalami reaksi alergi, tak terkecuali ibu hamil. Malah, alergi pada ibu hamil dapat terjadi untuk pertama kali atau merupakan reaksi berulang yang semakin parah.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News