77 Tahun Gerakan Pemuda Marhaenis, Emir Moeis Ajak Kader Gelorakan Semangat Marhaenisme
Emir memahami kondisi sekarang di mana sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya paham tentang siapa Soekarno itu secara fisiknya saja, bukan tentang ajarannya.
Oleh karena itu untuk paham akan ideologi Marhaenisme, menurutnya, generasi muda tidak sama dengan generasi terdahulu yang bisa dikorelasikan dengan sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasinya saja. Namun, sudah saatnya lebih menekankan bahwa Marhaenisme adalah tentang anti kemiskinan, antipenghisapan, dan antikapitalisme.
"Sekarang kekecewaan pada oligarki sudah mulai muncul, ini bisa menjadi momentum bagi kita pemuda Marhaenis bahwa hal tersebut tidak diperlukan lagi. Tetapi di satu sisi, pemuda Marhaenis harus tetap hati-hati dan waspada terhadap beberapa isu, seperti permainan atau perubahan undang-undang melalui MK, di mana kepentingan tersebut bukan untuk kepentingan pembangunan nasional, tetapi, justru mengarah kepada kepentingan nepotisme. Karena apabila kita terus membiarkannya, akan menjadi hal yang berbahaya dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai pemuda Marhaenis harus bisa berkomentar kritis dan berjuang bersama sesuai dengan semangat kita yang dinamis dan revolusioner,” imbuh Emir.
Hadir dalam syukuran ulang tahun GPM tersebut sejumlah tokoh, mulai ketua umum DPP GPM Emir Moeis dan pengurus DPP GPM. Hadir pula Dewan Pembina GPM, William M. Tutuarima, dan Mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad. (rhs/jpnn)