90 Ribu Anak Bogor Menderita Gizi Buruk, Apa Upaya Pemda?
Sayangnya, hal–hal ini jarang dilakukan masyarakat. “Kami juga sudah door to door jika ada ibu hamil atau anak balita yang memang tidak bisa datang ke Posyandu,” jelas Toni.
Penanganan gizi buruk, buruk gizi, maupun stunting juga harus terlepas dari penyakit lainnya. Misalnya, ada anak maupun balita yang terserang penyakit kronis. Namun anak tersebut juga menderita gizi buruk. Maka penangangan awal, haruslah pada penyakit kronisnya terlebih dahulu. “Baru penanganan soal gizinya,” bilang dia.
Dari data yang dimiliki dinkes, ada beberapa wilayah di Kabupaten Bogor yang banyak ditemui balita dengan kondisi gizi buruk. Seperti Kecamatan Caringin dan Sukajaya. Dua wilayah ini merupakan wilayah rawan gizi buruk. “Makanya pemantauan terus dilakukan kami lewat Posyandu setempat,” terangnya.
Walaupun sebenarnya intervensi kepada penderita gizi buruk bukan hanya menjadi tugas dinkes. Menurut Toni instansi pemerintahan yang lain bisa mengambil bagian dalam penanganan gizi buruk.
Sebab, masalah ini tak semata-mata karena kesehatan. Ada unsur sanitasi, kebersihan lingkungan, ketahanan pangan, kesejahteraan dan lain-lain. “Tapi yang paling penting itu adalah soal kesadaran masyarakatnya,” pungkasnya.
Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis bisa diartikan sebagai kondisi ketika seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein. Padahal protein dibutuhkan tubuh dalam proses perbaikan dan pembentukan sel-sel baru.
Gizi buruk kebanyakan menyerang anak-anak di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 54 persen kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh kondisi gizi buruk. Risiko kematian anak dengan gizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak normal.
Selain Kabupaten Bogor, kasus gizi buruk juga masih menjadi momok bagi ‘saudara muda-nya’ Kota Bogor. Wilayah yang merupakan ring 1 atau tempat tinggalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu belum bebas dari gizi buruk.