Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

97 Persen Harapan Hidup Pasien Tumor Paru Ditentukan Oleh Deteksi Dini

Jumat, 29 Mei 2020 – 23:02 WIB
97 Persen Harapan Hidup Pasien Tumor Paru Ditentukan Oleh Deteksi Dini - JPNN.COM
Penyakit Paru. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Umumnya penderita tumor paru akan memeriksakan dirinya setelah mengalami sejumlah gejala. Ini sangat berbahaya dan tidak dianjurkan, karena risikonya lebih besar.

"Sebelum timbul gejala penyakit akibat tumor paru, deteksi dini merupakan tahapan penting dalam penanganan medis. Data menunjukkan 97 persen harapan hidup pasien tumor paru sangat ditentukan oleh deteksi dini dan kemudian terapi teratur dengan langkah yang benar," tutur dr M.I .Ansyori, Sp BTKV dalam webinar diskusi kesehatan bersama manajemen RS Siloam Mataram, Jumat (29/5).

Ansyori mengemukakan, penyebab tumor paru melalui kebiasaan merokok atau mengonsumsi tembakau.

"Kebiasaan merokok, baik itu dengan tembakau atau alat Vape merupakan penyebab tumor paru hingga 80 persen. Sisanya 20 persen penyebab tumor paru didapat dari pasien pasif, yaitu orang yang terpapar asap rokok, termasuk pada anak dan bayi," ungkap Ansyori.

Hentikan kebiasaan merokok menjadi kalimat underline yang disampaikan berulang-ulang Dokter Ansyori pada kesempatan diskusi online tersebut. 

Adapun deteksi dini sebagai langkah utama mencegah timbulnya tumor paru, dapat dilakukan dengan annual chek up foto rontgen mengunakan LDCT (low dot ct scan), yang terbukti beradioaktif rendah. 

"Fasilitas Radiologi dimiliki Siloam Hospitals Group termasuk RS Siloam Mataram," ungkap Ansyori.  

Dokter spesialis paru yang juga dosen ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram turut menerangkan beberapa gejala tumor paru (Lung Cancer), yaitu batuk terus menerus hingga kronis, batuk darah dan sesak napas (nyeri dada) termasuk sakit kepala yang berkelanjutan. 

Umumnya penderita tumor paru akan memeriksakan dirinya setelah mengalami sejumlah gejala. Ini sangat berbahaya dan tidak dianjurkan, karena risikonya lebih besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close