Abdul Latif Imron Serahkan Berkas Gelar Pahlawan Nasional Syaichona Kholil kepada Risma
Sebelumnya dalam acara seminar tentang kepahlawanan Syaichona Kholil Bangkalan, Kepala Dinas Sosial Pemprov Jatim Alwi menjelaskan kriteria penilaian dalam penganugerahan gelar Pahlawan Nasional, antara lain pernah memimpin atau melakukan perjuangan dalam bentuk apa pun untuk mencapai, merebut, dan mempertahankan kemerdekaan.
Selanjutnya, kata dia, tokoh itu tidak pernah menyerah kepada musuh pada masa perjuangan.
Kemudian, pernah memberikan pemikiran yang menunjang pembangunan nasional, dan meningkatkan harkat martabat bangsa.
Serta pernah melakukan perjuangan yang memiliki jangkauan luas dan berdampak nasional.
Syaichona Muhammad Kholil lahir di Bangkalan 25 Mei 1835 dan wafat 23 April 1925 di Pesarean Mertajasih, Bangkalan, Madura, Jatim.
Peran besar Syaichona Muhammad Kholil merintis dan melestarikan pesantren yang merupakan bukti konkret keterlibatannya menyebarkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah.
Kontribusi yang diberikan Syaichona Kholil melalui jalur pendidikan pesantren, utamanya keberhasilannya dalam mencetak kader ulama besar yang berkualitas.
"Mbah Kholil", sapaan karib Syaichona Kholil ini, merupakan ulama yang dinilai istikamah dalam menyuburkan tasawuf ahlussunnah wal jamaah yang menjadi pijakan dunia pesantren sehingga tetap berada di jalur bingkai syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.