Achmad Basuki, Bos Busana Muslim yang Hobi Jual Kerupuk Terasi
Mulai Mengoreng hinga Jual ke Warung Dikerjakan SendiriLulusan S-2 Universitas Muhammadiyah Jogjakarta itu mengatakan, banyak teman dan koleganya yang heran dengan hobi menggoreng dan menjual kerupuk sendiri tersebut. Padahal, dia sudah cukup kaya untuk ukuran rata-rata orang Surabaya.
’’Ya, tidak masalah. Sebab, ini hobi. Saya penggemar berat kerupuk,’’ ucapnya dengan nada santai.
Kisah sukses Basuki seperti halnya banyak kisah orang sukses lain. Penuh perjuangan, spekulasi dan perhitungan bisnis yang matang, dan lurus menekuni bidangnya dengan tekun. Pada 1999 Basuki hanyalah seorang ustad kampung yang biasa mengisi pengajian di beberapa tempat. Istrinya, Endang Sri Suharti, bekerja di salah satu toko pakaian. Setiap pagi, ayah dua anak itu harus mengantarkan istrinya bekerja.
Namun, kondisi tersebut berubah saat sang istri memilih keluar dari tempat kerjanya pada 2000. Basuki dan Endang kemudian mendirikan usaha konfeksi.
”Padahal, kami tidak bisa menjahit. Tapi, tidak masalah,” jelas Basuki saat ditemui di rumahnya, Jalan Wonorejo I, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari.
Setelah mantab dengan niat itu, Basuki mencari pinjaman modal. Tidak lama kemudian, ada seorang teman yang memberikan pinjaman modal Rp 56 juta. Uang tersebut digunakan untuk membeli kain dan mesin jahit. Ada lima mesin jahit yang dibeli. Selanjutnya, dia mencari penjahit yang mau bekerja di tempatnya.
Hanya dalam beberapa hari, dia berhasil merekrut lima penjahit. Semuanya pendatang dari Bojonegoro dan Tulungagung.
”Awalnya punya kenalan orang Bojonegoro. Setelah itu, dia mengajak temannya,” kata alumnus Universitas Muhammadiyah Surabaya itu. Mereka termasuk penjahit pemula karena banyak yang baru lulus SMK.