Ada Berita Buruk, Tapi Jokowi Masih Optimistis
jpnn.com - JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengumpulkan para ekonom dan pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/9). Pertemuan itu membahas tentang kondisi ekonomi global dan proyeksi kondisi ekonomi 2017.
Dalam pertemuan itu, Jokowi, sapaan Presiden mengungkapkan pernah bertemu dengan beberapa lembaga ekonomi dunia. Di antaranya, World Bank (Bank Dunia), International Monetary Fund (IMF), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Menurut Jokowi, ketiga lembaga itu masih pesimis situasi ekonomi tahun depan akan lebih baik.
"Terakhir di G20, semuanya masih pesimistis tahun depan pertumbuhan ekonomi dunia naik. Mereka malah menyampaikan akan ada penurunan lagi. Ini berita buruk," tuturnya.
Presiden melanjutkan, situasi di Indonesia pun serupa. Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan belum tentu bisa terjadi karena harga komoditas belum membaik serta kebijakan keuangan masih belum jelas arahnya kemana.
Meski begitu, Jokowi tetap optimistis. Ia mengaku mencontoh sikap Perdana Menteri India Narendra Modi yang pada KTT G20 optimistis pertumbuhan ekonomi bisa kembali bangkit.
Itu bisa saja terjadi asalkan ada upaya pembenahan kebijakan kebijakan ekonomi.
Karena itu Jokowi juga masih mencoba untuk terus menggenjot arus investasi masuk demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Jokowi memanggil para ekonom untuk mendapat masukan yang bisa membawa pencerahan.
"Kita harus melakukan perombakan besar-besaran, kalau tidak melakukan itu saya pastikan kita akan ditinggal," tegasnya.
Kalangan ekonom yang hadir di antaranya, Raden Pardede, Tony Prasetiantono, Djisman Simanjuntak, Haryo Aswicahyono, Ari Kuncoro, Lukita Dinarsyah Tuwo, Satriawan, Enny Sri Hartati, Iman Sugema, Destry Damayanti, Heriyanto Irawan, Poltak Hotradero, Helmi Amran, A.Prasetyantoko, Kiki Boenawan, dan Revrisond Baswir.
Sedangkan mewakili kalangan dunia usaha ada Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani, dan Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadia. Tampak juga ekonom dan anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional Hendri Saparini. (flo/jpnn)