Ada Enam Retakan Tanah di Kompleks Makam Raja – Raja Imogiri
BACA JUGA: Pengumuman Hasil Tes PPPK Belum Jelas, Sudah Bicara Rekrutmen Tahap II
Di tempat yang sama, Koordinator Lapangan (Korlap) BPBD Bantul Agus Fitrianto Hidayat mengungkapkan, bagian paling atas yang ditutupi terpal adalah fondasi calon makam HB X. Dari atas, terpal yang telah terikat digelincirkan.
Seperti di Bantul, Kabupaten Kulonprogo juga fokus melakukan tahap pemulihan. Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Ariadi mengatakan, Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo telah meneken penetapan status tanggap darurat. Status ini ditetapkan mulai 17 hingga 30 Maret.
Itu bertujuan agar penanganan dampak bencana banjir dan longsor bisa maksimal. Sebab, ada empat kecamatan yang terdampak banjir. Yaitu, Wates, Panjatan, Temon, dan Pengasih. Sementara,
Selain banjir, juga terdapat 30 titik longsor. Tersebar di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, dan sebagian Kecamatan Pengasih. Pohon tumbang hampir di seluruh kecamatan.
Melalui penetapan status ini, pemkab bisa mengakses anggaran belanja tak terduga senilai Rp 3,9 miliar. ”Minimal hingga fasilitas umum bisa berfungsi kembali,” ujarnya.
Selain memulihkan fasilitas umum, pemkab juga mempersiapkan penanganan berbagai penyakit yang diderita warga terdampak banjir. Menyusul terganggunya sanitasi dan kotornya lingkungan setelah banjir.
Berdasar catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo, ada 852 warga terdampak banjir. Namun, hingga sekarang dinkes belum mengantongi data berapa jumlah warga terdampak banjir yang menderita penyakit.