Ada Kamp yang Didirikan Dulamatin
Laporan Wartawan Jawa Pos Kardono Setyorakhmadi, MangindanaoKamis, 24 September 2009 – 07:49 WIB
Untunglah, setelah berjalan kaki kurang lebih satu setengah jam, sampailah saya di kamp terdekat. Satu pasukan bersenjata lengkap telah menyambut. Di dalam kamp tersebut, sudah menunggu H Yahyan Abbas, komandan Base Commander 105 di Liguasan Marsh, Mangindanao. Kami langsung berbuka puasa. Menunya mantap, nasi putih dengan lauk ayam dan ikan pantat. Ikan pantat adalah ikan gabus yang banyak terdapat di rawa-rawa di sekitar kamp. Besarnya sebetis orang dewasa.
Setelah berbuka puasa, salah seorang staf H Yahyan menjelaskan larangan-larangan di kamp tersebut, terutama tidak boleh mengenakan celana pendek. Tentu, kata saya dalam hati. Sebab, saya melihat nyamuk begitu banyak dan gede-gede. Jelas bukan ide yang baik menyuguhkan anggota badan kepada nyamuk-nyamuk menjengkelkan itu. Saya hanya manggut-manggut.
Seperti Kamp Bushra, kamp satelit itu juga self sufficient. Namun, karena hanya kamp satelit, personel yang berjaga tak lebih dari 100 orang. Jadi, nasi berasal dari pertanian penduduk sekitar, sementara mereka hanya beternak ayam dan menjala ikan pantat. Kamp tersebut juga menggunakan panel tenaga surya sebagai sumber kelistrikan.