Ada Kamp yang Didirikan Dulamatin
Laporan Wartawan Jawa Pos Kardono Setyorakhmadi, MangindanaoKamis, 24 September 2009 – 07:49 WIB
Karena tak ada hiburan, kami kemudian berbincang banyak hal, terutama Indonesia. Menariknya, para warlord itu tak banyak tahu tentang Indonesia. Bahkan, presiden Indonesia saja mereka tak tahu. Bahkan, ketika saya menyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono, mereka malah mengernyitkan kening. Yang mereka tahu, presiden Indonesia adalah Gus Dur dan Megawati. Gus Dur dikenal karena merupakan teman satu kamar Ustad Salamat Hashim, pendiri MILF, di Universitas Al-Azhar, Mesir. Megawati dikenal karena wanita Indonesia pertama yang jadi presiden. Selebihnya, mereka tidak tahu apa-apa.
Tidur di kamp memang tidak nyaman, tapi tidur di kamp satelit itu lebih-lebih lagi. Mata saya sulit terpejam. Bukan apa-apa. Penyebabnya, sebelum tidur, saya melihat lima ekor tokek di dekat kaki saya.
Keesokan paginya, barulah kami menuju ke Kamp Rajamuda. Meski masih satu "kompleks?, jarak dari kamp satelit itu ke Kamp Rajamuda masih jauh. Pertama, kami harus berjalan menembus hutan lagi selama satu jam, kemudian berjalan menembus rawa selama satu jam pula. Setelah itu, barulah sampai ke "dermaga" pump boat. Kami kemudian naik pump boat menuju ke Kamp Rajamuda.