Ada Korupsi di Balik Ambruknya Jembatan Morandi?
jpnn.com, GENOA - Setengah abad lebih satu tahun. Selama itulah umur Jembatan Morandi yang menghubungkan Sampierdarena dan Cornigliano di Genoa. Selasa malam (14/8) jembatan sepanjang 1,2 kilometer tersebut ambruk sebagian. Sedikitnya, 37 nyawa melayang dalam tragedi yang memutus rute jalan tol A10 itu.
"Saya mendengar suara keras. Lalu, saya melihat jalan tiba-tiba ambles dan mobil saya ikut jatuh," ujar Davide Capello kepada Repubblica.
Mantan kiper klub sepak bola Savona itu merupakan salah seorang korban selamat tragedi Morandi.
Saat jembatan setinggi 45 meter tersebut ambruk, lalu lintas sedang ramai. Akibatnya, sekitar 30 mobil dan tiga truk besar terjun bebas.
Tragedi yang sebenarnya pernah diprediksi itu membuat Wakil Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Salvini marah besar. Dia menumpahkan amarahnya kepada Autostrade per l'Italia, perusahaan pemerintah yang mengelola jalan tol A10.
Dia menuntut para petinggi perusahaan tersebut bertanggung jawab. "Mereka menerima pemasukan miliaran euro. Tapi, itu tidak mereka gunakan untuk menjalankan kewajiban merawat jembatan," tegasnya sebagaimana dilansir Reuters.
Sejak 2013, sejumlah pakar mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kekuatan jembatan. Apalagi, biaya perawatan jembatan tersebut jauh lebih besar ketimbang membangun jembatan anyar.
Antonio Brencich, dosen ilmu arsitektur di University of Genoa, menyatakan bahwa jembatan itu berisiko tinggi. "Jembatan tersebut mengalami korosi yang serius," tegasnya sebagaimana dikutip CNN.