Ada Musuh di Selimut Separtai
Senin, 19 Januari 2009 – 20:05 WIB
Ibarat sebuah keluarga di satu rumah, saling curiga satu sama lain. Ini “bom waktu” yang rawan meledak, karena yang serumah pasti tahu kelemahan masing-masing. Jika sang ayah seorang koruptor, dan kemudian di-“halo-halo”-kan anaknya berkeliling kota, maka KPK pun diam-diam bisa menyelidik, sebelum menyidik. Sang anak yang emosional, belakangan menyesal, karena bagai memercik air di dulang, kepercik wajah sendiri.
Padahal, mereka yang serumah politik itu sedang berlayar menuju “pulau” Pemilu 2009. Tetapi jika seorang bertugas menambal lambung kapal yang bocor, sementara yang lain membocori lambung di titik lain, alamat kapal akan tengelam. Tragis. Semua penumpang kapal akan ikut megap-megap, dan mungkin ada yang tewas berkubur di laut sebelum sempat menginjak daratan.