Ada Upaya Membelokkan Fakta Kasus Penculikan
jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Hariz Azhar menilai, ada upaya dari capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, membangun argumen baru terkait terkait kasus penculikan aktivis 98.
Upaya membangun argumen itu lewat orang lain, seperti mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen, yang dalam sebuah talk show di sebuah televisi yang menyatakan bahwa ada pasukan lain di luar tim Mawar yang melakukan penculikan.
"Munculnya Kivlan dalam situasi akhir-akhir ini adalah bagian dari upaya memperkuat argumentasi untuk mendukung Prabowo menjadi presiden," kata Haris saat dihubungi wartawan, Kamis (1/5).
Lebih lanjut, Haris Azhar mengatakan, pernyataan Kivlan itu harus didalami, jangan sampai hal itu bagian dari upaya untuk membelokan fakta. Pasalnya, Kivlan termasuk mantan orang dekat Prabowo saat masih aktif di tentara.
"Jadi sebetulnya Kivlan juga harus dimintai keterangan. Tapi kalau lihat debat di TV One lalu, buat saya ini cuma upaya mempertahankan posisi Prabowo untuk capres," kata Haris.
Dikatakan, seorang pemimpin tidak cukup hanya mampu menawarkan program-program untuk masa depan, tapi juga mesti jujur dengan masa lalunya. Sebab itu jejak rekam sangat penting untuk tidak dilupakan. Jangan ada upaya untuk membelokannya.
Menurutnya, dalam memilih presiden harus dilihat masa lalu dan kemampuannya untuk masa depan. Dikatakan, tidak ada prestasi gemilang Prabowo untuk bangsa ini. Yang ada, dia memikiki rekam jejak yang belum tuntas yaitu soal penculikan.
Haris menilai, jika Prabowo terpilih menjadi presiden, maka sulit untuk berharap dia punya niat atau rencana menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat.