Adam Alis, Gaji Besar tapi tak Punya Mobil, Tinggal di Kos
Tapi, sebulan kemudian, ketika sedang menjalani seleksi sebagai tentara, Adam malah mendapatkan tawaran bermain di kompetisi tertinggi di Bahrain bersama tim East Riffa FC.
Adam pun mengubur impiannya sebagai tentara dan fokus sebagai pesepak bola. ”Dunia sepak bola masih memanggil saya. Dan saya akhirnya memanfaatkan untuk menjadi pemain asing di Bahrain,” imbuhnya.
”Saya bersama Ryuji Utomo, tapi dia bermain di salah satu tim Bahrain di Divisi Dua. Saya termasuk pemain asing, kemudian di tim itu menumpuk pemain asing seperti dari Belanda dan Afrika,” ucap eks pemain Timnas U-23 ini.
Permainan Adam selama di Bahrain cukup apik. Dia bermain separo kompetisi di liga yang hanya diikuti oleh delapan tim itu. Salah satu kenangannya, dia sempat memberi umpan (assist) yang membuat timnya menang.
”Saat itu saya semakin percaya diri, karena bermain di negeri orang,” kata dia. Namun sayang, Januari 2016, kontraknya diputus. Ketika itu putaran pertama liga baru berakhir. Alasannya karena kebutuhan tim.
Melejitnya karir Adam Alis di negeri orang membuat pelatih Timnas Indonesia U-23 (2013–2015), Aji Santoso kepincut. Adam kali pertama dipanggil ke timnas pada 2015 lalu, yakni ketika diadakan seleksi Timnas U-23 untuk SEA Games 2015 dan kualifikasi Piala Asia U-23.
”Coach Aji waktu itu melihat kemampuan saya. Nah, dari situ lalu saya direkrut ke Arema, hehe,” kata pemain yang mengidolakan klub Inter Milan ini.
Karirnya di timnas kali pertama yakni ketika dia memperkuat timnas di laga kualifikasi Piala Asia U-23 melawan Timor Leste. Nama Adam terpampang di papan skor.