Ade Armando Lagi
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDalam tradisi sufisme Islam, ada Syekh Siti Jenar yang mengajarkan konsep manunggaling kawula gusti, hamba sudah menyatu dengan Tuhan dan karena itu tidak perlu menjalankan syariat.
Ajaran ini dianggap kafir oleh para wali penyebar Islam dan karena itu Siti Jenar dihukum mati.
Para peminat tasawuf, sufisme, dan mistisisme Jawa, umumnya mengenal tokoh Syekh Siti Jenar yang hidup di Jawa pada abad ke-15 bersamaan dengan para Wali Songo.
Syekh Siti Jenar adalah tokoh kontroversial dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa. Ia hidup di masa para Wali Songo dan sama-sama mengajarkan Islam di Jawa.
Namun, ajaran Syekh Siti Jenar dianggap menyimpang dari syariah yang didakwahkan oleh para Wali Songo.
Pendekatan mistis yang didakwahkan Syekh Siti Jenar bertentangan dengan pendekatan syariah para Wali Songo.
Sembilan wali pendakwah Islam itu mengajarkan syariat Islam dalam lima rukun Islam. Namun, Siti Jenar malah mengajarkan bahwa orang Islam tidak perlu menjalankan syariat rukun Islam.
Siti Jenar mengajarkan konsep mistis manunggaling kawula gusti, menyatunya hamba dengan Tuhan. Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sufi Mansur Al-Hallaj yang hidup di wilayah Iran pada abad ke-10.