Adian Napitupulu Ungkap Alasan Sebenarnya Menolak jadi Menteri
jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menilai kinerja 100 hari pertama pemerintahan Presiden Jokowi – Wapres KH Ma’ruf Amin, berjalan dengan baik.
Meski demikian, Adian menyayangkan sikap beberapa menteri yang omongannya disebut cenderung mengakibatkan blunder politik.
Seperti diketahui, omongan beberapa menteri beberapa waktu lalu sempat membuat kontroversi. Mulai dari ucapan Menteri Agama Fachrul Razi terkait wacana pemulangan 600 eks ISIS asal Indonesia, meski belakangan diklarifikasi.
Kemudian, ucapan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi yang menginginkan orang kaya menikahi orang miskin, untuk memutus kemiskinan.
"Saya kira 100 hari terakhir secara umum fine (baik) menurut gua. Cuma kemudian banyak omongan menteri yang bikin blunder sendiri. Apa yang enggak perlu diomongin, malah diomongin. Ada menteri yang bilang misalnya untuk mengurangi kemiskinan menikahlah dengan yang kaya. Aduuuh, negara enggak mengatur itu," ujar Adian pada program 'Ngomongin Politik' (Ngompol) yang tayang di JPNN.com.
Anggota Komisi I ini kemudian menyarankan, para menteri sebaiknya lebih banyak bekerja daripada berbicara hal-hal yang justru membuat kontroversi di tengah masyarakat.
"Para menteri itu seharusmya bekerja 5-6 kali lipat lebih giat dibandingkan Jokowi. Contoh sederhananya, kalau Jokowi mengontrol seluruh program dengan berkeliling sebulan 30 kali, maka menterinya harus sebulan 60-70 kali," ucapnya.
Sayangnya, salah satu pentolan aktivis'98 ini mengaku tidak melihat hal tersebut. Ia juga menegaskan, menolak menjadi menteri karena menyadari tidak mampu melebihi tenaga Jokowi dalam bekerja.