Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Adu Kuda di Muna Terancam Punah

Senin, 31 Desember 2012 – 01:54 WIB
Adu Kuda di Muna Terancam Punah - JPNN.COM
Adu kuda jantan di Muna terancam punah. Foto: Getty Images
Tradisi memperkelahikan kuda, kini hanya ada di Kecamatan Lawa. Padahal sebelumnya, semua Kecamatan di Muna memiliki tradisi itu. Abdul Karim tidak tahu pasti, sehingga Kecamatan-Kecamatan lain tidak lagi melanjutkan tradisi tersebut. Di Lawa memperkelahikan kuda sudah menjadi ikon dan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Ia sendiri belajar untuk memperkelahikan kuda sejak usia 17 tahun, belajar dari orang tuanya. Setiap kali orang tuanya diundang untuk mengadu kuda Ia selalu diajak. Ilmu tersebut kini diturunkan kepada anaknya La Ode Abjina.

Untuk atraksi perkelahian kuda, sambung koleganya La Ode Ngorugoru, tidak memiliki doa. "Kalau pakai doa, kudanya bisa tidak berkelahi,"timpalnya. Selama berpuluh tahun mengadu kuda, pria bergelar Kosangiano itu, tidak pernah mengalami cedera, kena tendangan kuda. Padahal potensi terkena tendangan kuda sangat terbuka, karena saat kuda berkelahi pawang kuda berada disamping kiri-kanan, depan dan belakang kuda. "Kita sudah tahu pergerakan kuda,"ungkapnya.

Atraksi perkelahian kuda, kata Dia, terus dipertahankan di Kecamatan Lawa, karena sudah menjadi ikon wisata. Banyak turis asing yang datang kesini (Lawa red), hanya untuk menyaksikan atraksi perkelahian kuda. Selain itu, setiap kali ada hajatan di Ibu Kota Kabupaten (Raha), mereka senantiasa dipanggil. "Saat HUT Sultra di Kendari, kami juga dipanggil untuk memperlihatkan atraksi perkelahian kuda,"ceritanya. Untuk mempertahankan tradisi tersebut, ilmu mengadu kuda diturunkan kepada anak-anak mereka.

La Ode Abjina, putra dari Abdul Karim, mengatakan, belajar mengadu kuda sejak umur 12 tahun. Awalnya dirinya menjadi joki, dalam setiap perlombaan balapan kuda. Saat memasuki SMA, Ia sudah mulai memegang tali kekang kuda atau berada disamping kiri-kanan kuda, saat berkelahi. Kini Abjina sudah mahir dalam mengadu kuda.  Selain dirinya, seorang saudaranya juga mengikuti jejak ayahnya.

PACUAN kuda tentunya sudah familiar terdengar. Di negara manapun, kuda diperlombakan untuk adu kecepatan. Namun di Muna, Sulawesi Tenggara kuda diperkelahikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News