Aduh, Aduh, Aduh, Siapa Beri Briefing Seperti itu ke Presiden Jokowi?
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengakui bahwa anggaran pertahanan Indonesia memang masih kecil bila dibandingkan negara lain. Hanya saja, calon presiden (capres) petahana itu mengungkapkan bahwa berdasar informasi dari intelijen strategis tidak akan ada invasi dari negara lain ke Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.
"Dapat dikatakan tidak ada dalam kurun 20 tahun, tetapi yang perlu dicermati justru keamanan dalam negeri berkaitan dengan konflik," kata Jokowi dalam debat kandidat Pilpres 2019 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Sabtu (30/3).
Jokowi dalam debat bertema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan luar negeri itu menegaskan, konflik di dalam negeri tidak bisa dianggap remeh. Sebab, ada potensi kekuatan luar memanfaatkan konflik di dalam negeri.
"Karena perang teknologi, elektronik yang dilakukan dari luar untuk masuk ke dalam," ujarnya.
Jokowi juga menyinggung pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) TNI dalam rangka pengusasaan teknologi persenjataan dan siber demi menjaga pertahanan negara. "Kuncinya di sini," tegasnya.
Capres 02 Prabowo Subianto yang memperoleh kesempatan untuk menanggapi paparan Jokowi langsung menyodorkan pandangannya. Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, dirinya saat berpangkat letnan dua pada 1974 juga mendapat pengarahan dari para jenderal petinggi TNI -waktu itu masih bernama ABRI- yang berpendapat Indonesia tidak akan terlibat perang dalam 20 tahun ke depan.
Faktanya, Indonesia pada 1975 justru terlibat perang di Timor Timur. ”Saya berpangkat letda berangkat ke Timtim," katanya.
Baca juga: