Agar Orang Tidak Salah Pilih Guru Privat
Belva menyebutkan, saat ini sekitar separo guru privat tersebut berdomisili di Jabodetabek. Sebagian lainnya di Bandung dan Surabaya serta sebagian kecil di beberapa kota lain di Indonesia. Komposisi murid-muridnya juga serupa. Yakni, didominasi wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Melalui website Ruang Guru, para guru privat bisa mencantumkan identitas, latar belakang pendidikan, prestasi-prestasi yang pernah diraih, ketersediaan hari dan jam mengajar, serta tarif yang dipatok, yakni berkisar Rp 50 ribu–Rp 150 ribu per jam. Dari situ, para calon murid bisa memilih guru yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
Guru yang masuk dalam daftar Ruang Guru pun beragam. Mulai mahasiswa, guru, dosen, pemain musik, atlet, penyiar radio, hingga orang-orang dengan keterampilan tertentu seperti ilmu komputer, memasak, sulap, dan bela diri.
’’Jadi, daftarnya sangat beragam. Mulai mantan juara olimpiade sains hingga juara dunia yoyo,’’ ujarnya lantas tertawa.
Secara kuantitas, kata Belva, peminat terbanyak, baik guru maupun murid, adalah les privat bahasa Inggris. Namun, ada pula murid yang unik. Misalnya, seorang anggota DPRD yang baru saja terpilih dalam Pileg 2014. Politikus itu merasa kemampuan berbicaranya di depan publik kurang baik. Karena itu, dia perlu mencari guru public speaking. Dia pun akhirnya menemukan seorang penyiar radio yang lantas menjadi guru pribadinya.
Belva mengakui, selain bertujuan mendorong dunia pendidikan, Ruang Guru merupakan start up yang berorientasi bisnis. Karena itu, setiap transaksi antara guru dan murid yang terjadi melalui Ruang Guru dikenai fee atau biaya 20 persen.
Untuk meminimalkan terjadinya transaksi pribadi antara guru dan murid, Ruang Guru memberlakukan sistem rating. Dengan demikian, guru yang sering bertransaksi melalui Ruang Guru akan mendapat poin rating dan ditempatkan di posisi atas daftar pencarian.
’’Cara kerja ini masih baru. Jadi, kami terus berusaha menyempurnakannya,’’ ucapnya.