Agung Nugroho, Usia 37 Tahun Sudah Profesor, Prestasinya Luar Biasa
Dua lagi yakni Proses Pembuatan Ekstrak Kaya Flavonoid dari Simplisia Patikan Kebo (Euphorbia hirta) (S00201910512), serta Alat Pembuatan Gula Semut Jenis Golden Sugar (S00201910312).
Bagi Agung, menjadi guru besar merupakan anugerah. Namun, diakuinya bukanlah menjadi target khusus, melainkan telah menjadi skenario Tuhan.
Apalagi, loncat jabatan yang dicapainya adalah buah dari perjuangan panjang tanpa kelah menyerah.
"Tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita fokus pasti akan kita capai. Semoga ini menjadi motivasi bagi teman-teman yang lain karena mekanisme loncat jabatan sangat dimungkinkan asalkan bisa memenuhi seluruh aspek penilaian yang disyaratkan dalam kebijakan jabatan menjadi guru besar," tuturnya, Senin (28/12).
Agung merupakan anak dari petani pasangan H. Sartono dan Hj. Sri Purwanti. Ayahnya seorang penyuluh pertanian yang juga memiliki lahan sawah sendiri.
Alhasil, Agung sejak kecil ikut orang tuanya berladang membantu menanam, memanen, memasarkan ke pasar, dan sebagainya di Karanganyar, Jawa Tengah.
Meski begitu, diakui dia tidak ada cita-cita sebagai seorang petani. Namun, setelah lulus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Karanganyar pada tahun 2001, Agung memutuskan kuliah Program Sarjana Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, kemudian lulus pada tahun 2005.
"Jadi, saya telah tersesat di jalan yang benar. Karena Prodi Teknologi Industri Pertanian ternyata sangat bagus, proses pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah dari produk yang harganya murah menjadi lebih tinggi dengan memanfaatkan teknologi," kata suami dari Yeprimar Risnawati itu.