Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci
Senin, 09 Mei 2011 – 20:07 WIB
Rocky menambahkan, kondisi tersebut timbul akibat dari dua titik kesalahan. Pertama, pihak pimpinan dan rektorat kampus yang kerap mencurigai pikiran mahasiswa. Contohnya, sebagian besar Rektorat selalu berpendapat agar mahasiswa tugasnya hanya belajar dan tidak perlu ikut dalam pemikiran politik.
Padahal, lanjutnya, saat ini kesempatan yang baik sekali untuk mahasiswa berpolitik. Bukan sekedar untuk membiasakan berpikiran kritis, kata Rocky, tetapi yang lebih penting adalah membuat kampus menjadi filter mengenai kebijakan partai yang membohongi negara atau sebagainya. "Jadi, kembalikan kampus sebagai tempat yang menumbuhkan akal sehat termasuk tempat untuk beradu argumen soal politik," jelasnya.
Kedua, dari segi pemerintah. Menurutnya, jika memperhatikan UU Sisdiknas disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan insan yang berakhlak mulia. Jadi akhlak yang nomor satu, bukan akal kritis.